Jumat, 14 Maret 2014

Tetapan Gaya Pegas-Industrial Engineering



praktikum fisika industri
GAYA PEGAS

                Suatu pegas jika diberi beban dan diberi simpangan akan menciptakan suatu gerak harmonis. Gerakan harmonis itu terjadi karena dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari pegas. Gaya tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu faktor dari besarnya jarak simpangan yang diberikan pada pegas dan oleh faktor nilai tetapan pegas itu sendiri. Jika suatu bahan dapat meregang atau menyusut karena pengaruh gaya dari luar dan dapat kembali ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya dihilangkan maka keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalnya pegas). Jika suatu bahan dapat meregang atau menyusut karena pengaruh gaya dari luar dan dapat kembali ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya dihilangkan,maka keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalnya pegas). Hukum Hooke merumuskan hubungan antara tegangan dan regangan. Hooke mengemukakan bahwa jika tegangan bekerja pada sebuah benda dan menimbulkan regangan cukup kecil, maka terdapat hubungan secara linier antara tegangan dan regangan. Tanpa memperhitungkan komponen arah atas kedua variabel tersebut, pada medium yang bersifat homogen isotropik –Dalam seismologi, medium elastik yang bersifat homogen isotropik didefinisikan sebagai sifat medium dimana tidak terdapat variasi densitas didalam medium sehingga gelombang menjalar dengan kecepatan yang sama dalam medium–, Hooke mendefinisikan.



bab I
Pendahuluan


1.1.     Latar Belakang

Gerakan yang terjadi apabila sebuah pegas diberi beban dan diberi simpangan disebut gerak harmonis. Gerakan harmonis itu terjadi karena dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari pegas. Gaya tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari besarnya jarak simpangan yang diberikan pada pegas dan oleh faktor nilai tetapan pegas itu sendiri.
Faktor nilai tetapan pegas ini juga dapat mempengaruhi periode yang dialami oleh pegas tersebut sehingga juga dapat mempengaruhi frekuensi dari pegas tersebut. Untuk menentukan nilai dari tetapan pegas tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cara statis dan cara dinamis.
Dalam praktikum ini cara yang dipakai untuk mencari harga tetapan pegas itu adalah cara statis.

1.2.    Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dilaksanakannya percobaan ini adalah untuk menentukan besarnya tetapan pegas (k) . dan mengungkapkan hukum hooke untuk sebuah pegas.

1.3.    Permasalahan

                Permasalahan yang akan kita bahas dalam percobaan ini antara lain :
1.Menghitung tetapan pegas k dengan cara statis      menurut persamaan mg = kx.
2.Membuat grafik dengan w sebagai ordinat dan x sebagai absis.
3.Menghitung tetapan pegas k dengan cara dinamis dengan persamaan

                                                    
1.4.   Sistematika Laporan

Laporan ini disusun  dengan sistematika laporan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan berisikan tentang latar belakang, tujuan percobaan, permasalahan dan sistematika laporan. Bab II berisikan tentang dasar teori dari serangkaian percobaan yang akan kami lakukan. Bab III berisikan tentang peralatan dan cara kerja yang dilakukan selama kami melaksanakan dalam praktikum . Bab IV berisikan tentang analisa data yang diperoleh dari percobaan yang telah kami lakukan dan pembahasan dari permasalahan yang ada. Bab V berisikan tentang kesimpulan dari serangkaian percobaan .



Bab II
Dasar Teori

Getaran yaitu gerakan bolak-balik di sekitar titik kesetimbangan. Sebagai salah satu contohnya adalah pegas yang salah satu ujungnya ditarik kemudian dilepaskan maka pegas tersebut akan bergetar dan bandul jam dinding mengayun terhadap suatu kedudukan setimbang yang vertikal. Ada satu jenis getaran yang lebih khusus lagi yang disebut getaran selaras atau getaran harmonis sederhana yaitu getaran yang setelah selang waktu tertentu selalu kembali ke kedudukan yang sama yang biasa disebut getaran periodik. Selang waktu tersebut dinamakan periode.
                Periode adalah selang waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran  lengkap. Sedangkan kebalikan dari periode (seper periode) disebut frekuensi. Jadi frekuensi adalah banyaknya getaran per satuan waktu.
                T  =  1
                    f   
               
                1                       0      F = -kx    2
 


                                                      x    
                                        
                     A                        A 
  Gambar 2.1 Gerak Harmonis Sederhana

                Gambar di atas menunjukkan sebuah benda yang sedang bergetar. Titik 1 dan 2 adalah titik terjauh dari kesetimbangan yang disebut amplitudo (A). Sedangkan jarak benda yang bergetar dari titik kesetimbangan disebut simpangan (x), yang berubah secara periodik dalam besar dan arahnya. Kecepatan (V) dan percepatan (a) benda juga berubah dalam besar dan arah. Selama benda bergetar, ada kecenderungan untuk kembali ke posisi setimbang. Untuk itu ada gaya yang bekerja pada benda untuk mengembalikan benda ke posisi setimbang. Gaya (F) ini disebut gaya pemulih (restoring force) dan arahnya menuju posisi setimbang.
                Menurut Hukum Hooke maka gaya pemulih sebanding dengan simpangan atau dirumuskan:
                F = - k . x             dimana  x  =  simpangan massa m
                                                         k  =  tetapan

                Sesuai dengan Hukum Newton tentang gerak maka:
         

                 (Persamaan differensial gerak harmonis sederhana)
                 
                                               Q                                                     

                                       q                                   



Gambar 2.2 Gerak Harmonis Sederhana Melingkar

Pada gambar 2.2  amplitudo (A) adalah simpangan maksimum dan   q  adalah sudut yang dibuat oleh titik OQ  terhadap garis diameter horizontal. Karena geraknya berputar beraturan maka besarnya sudut  q  setiap saat dirumuskan qw t  +  qw  adalah kecepatan sudut atau kecepatan angular yang besarnya  w = 2 p f  , sedang  q0  adalah besarnya  q  pada saat  t = 0. Sehingga :
x  =  A  cos  ( 2 p f t  +  q0 )
                V  =  - 2 p f  A  sin  ( 2 p f t  +  q0 )
                A  =  - 4 p2 f2  A  cos  ( 2 p f t  +  q0 )

                Dari persamaan  F =  m . a  =  - k . x   maka
                  
                                    
                           
                Karena   maka    dan                
                                                                                           
                                    



Percobaan ini adalah untuk mencari besarnya koefisien pada pegas

Untuk mencari nilai ketetapan pegas dapat dilakukan dengan 2 cara :
1.        Cara Statis
Apabila suatu pegas dengan tetapan pegas k diberi beban W, maka ujung pegas akan bergeser sepanjang x sesuai dengan persamaan :  mg = kx

2.       Cara Dinamis
Apabila pegas yang telah diberi beban tadi dihilangkan bebannya maka pegas akan mengalami getaran selaras dengan periode :

T = 2p
                               

           
       Dimana :                       m = massa beban
                                                  k  = koefesien pegas
                                                 T = Periode

·         Catatan : bila tanpa  beban persamaan periode tetap berlaku  karena  embe dapat dianggap  sbg  beban.              

Teknik untuk menurunkan rumus periode pegas adalah sederhana, yaitu hanya dengan menyamakan gaya pemulih dan gaya dari hukum II Newton F = m.ay dengan ay = -w2y adalah percepatan gerak harmonik.

                Gaya pemulih pada pegas adalah F = -ky sehingga kita peroleh :
                                                                -ky = m.ay
                                                                -ky = m(-w2y)
                                                                w2  =  atau w =
Kecepatan sudut w =  sehingga kita peroleh :
                                                                =

T = 2p
 


                                                               


dengan :            m = massa beban (kg),
                                k = tetapan pegas ( N/m)
                                T = Periode pegas (s)
Sedangkan frekuensi pegas adalah kebalikan dari periode :

.f =  =



Definisi untuk periode adalah waktu yang diperlukan beban untuk menempuh satu getaran, sedangkan frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan beban dalam satu sekon.
Untuk menentukan tetapan pegas k yang jumlahnya lebih dari satu dan dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka harga k total dapat dicari dengan :
-                    

kparalel = k1 + k2 + … + kn
Untuk pegas yang dipasang secara paralel :

                                                                                                                 

-                     Untuk pegas yang dipasang secara seri     :

kseri =
 






Bab III
Peralatan dan cara kerja

3.1. Peralatan
     Peralatan yg digunakan dalam percobaan ini antara lain :
1. Ember kecil 1 buah dengan massa.
2. Anak timbangan.
3. Pegas 1 buah.
4. Stop watch 1 buah.
5. Statip 1 buah

3.2. Cara kerja
Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam melakukan percobaan ini sebagai berikut:
1.       Cara Statis
a.      Ukurlah panjang pegas sebelum mendapatkan beban (Xo).
b.      Menggantungkan beban pada pegas (menggunakan statip)    sehingga menunjukkan skala nol.
c.       Menambahkan  satu  persatu  beban  yang  ada,  kita  catat  massa  beban  dan kedudukan   ember   setiap   penambahan beban.(Dilakukan untuk 5 macam beban).     
d.      Mengeluarkan beban satu persatu, dicatat massa beban dan kedudukan ember setiap terjadi pengurangan beban.
2.       Cara dinamis
a.      Kita gantungkan ember pada  pegas, kita beri simpangan lalu dilepaskan. Kita catat waktu untuk 20 getaran.
b.      Kita  tambahkan  sebuah  beban  pada  ember,  alu kita catat unuk 20 getaran.
      Praktikum ini dikerjakan dengan menambahkan beban, Usahakan 1-2 dengan    simpangan yang sama



                                                                                                                                                     




BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dan data-data yang diperoleh untuk tetapan gaya pegas dan percepatan gravitas maupun fisis kemudian dilakukan analisa data sebagai berikut :

Percobaan I (Hukum Hooke)
Panjang awal Pegas (Lo) = 7,5

NO
Massa (gr)
Panjang Pegas
X (L-Lo)
Y (F=m.g)
X.Y
X2
1
50
10
2,5
490
1225
6,25
2
100
12
4,5
980
4410
20,25
3
150
14,5
7
1470
10290
49
4
170
15
7,5
1666
12495
56,25
5
200
16
8,5
1960
16660
72,25
S


30
6566
45080
204

Penggambaran grafik menggunakan regresi linear sebagai berikut :
Misalkan persamaan garis  y = bx + a, koefisien-koefisien b dan a dapat ditentukan:

      dan    


b  =                               a =  

b  =                                        a =  

b  =                                                                                      a =       
b  =       236,83                                                                                 a  = -107,78


maka persamaan garisnya adalah : y = bx + a
y = 236,83x – 107,78

Gravitasi Pada Percobaan I
g  =  4 2b
    =  4 (3,14)2 (236,83)
    =  9340,2

Percobaan II (Getaran Pegas)
Percobaan dilakukan dengan 20 kali getaran

NO
Massa (gr)
Waktu/t (dtk)
Periode/T
X (Massa)
Y (T2)
X.Y
X2
1
50
8,8
0,44
50
0,1936
9,68
2500
2
100
10,4
0,52
100
0,2704
27,04
10000
3
150
12,5
0,625
150
0,390625
58,59375
22500
4
170
13,3
0,665
170
0,442225
75,17825
28900
5
200
14,5
0,725
200
0,525625
105,125
40000
S



670
1,822475
275,617
103900

Penggambaran grafik menggunakan regresi linear sebagai berikut :
Misalkan persamaan garis  y = bx + a, koefisien-koefisien b dan a dapat ditentukan:

      dan    


b  =                 a =  

b  =                               a =  

b  =                                                                             a =       
b  =    9,49                                                                                a  = -1271,3

maka persamaan garisnya adalah : y = bx + a
y = 9,49x – 1271,3

Gravitasi pada Percobaan II
g  =  4 2b
    =  4 (3,14)2 (9,49)
    =  374,3






BAB V
TUGAS AKHIR

1.       Gambarlah grafik antara F (Gaya) dan X (perpanjangan) !
2.       Hitunglah k pada Grafik ini !
3.      Gambarlah grafik antara T2 dan M beban !
4.      Bandingkan antara harga k (point 2) dan k (point 4). Cara mana yang lebih baik !
5.      Hitunglah harga g pada percobaan II !
6.      Berikan kesimpulan dari percobaan ini !

JAWAB :

1.       Grafik antara F dan X



2.       Dik : F = 6566
         x = 30
Dit : k ..... ?

F             =  k . x
6565     =  k . 30
k             =  218,9

3.      Grafik antara T2 dan M beban

4.      Dik : T = 2,975
        M = 670
Dit : k ..... ?

                                T2            =    (Mbeban + f Mpegas)
                      (2,975)2     =    (670 + 0)
                   8,85     =    (670)
                    K        = 2982,8
Lebih baik memakai grafik perbandingan antara F (newton) dan perpanjangan, karena untuk grafik perbandingan T2 dan Massa ada kemungkinan perbedaan penarikan pegas dan kesalahan dalam hitungan yang berbeda setiap percobaannya.

5.      Harga G pada percobaan II
Dik : T  =  2,975
          l   =  0,075
Dit  : g ..... ?

                                T2            =             4 2 
                      (2,975)2     =             4 (3,14)2 
                        8,85           =             (39,4) 
                8,85            =            
                   g                 =             0,334 m/s2

6.      Kesimpulan :
Dari hasil percobaan yang telah kami peroleh maka dapat di ambil kesimpulan bahwa semakin berat beban yang digantungkan pada pegas, maka panjang pegas akan semakin bertambah dan waktu yang digunakan untuk 20 kali getaran akan semakin lama.


BAB VI
KESIMPULAN

Dari percobaan dan analisa diatas dapat disimpulkan :
Bahwa semakin berat beban yang digantungkan pada pegas, maka panjang pegas akan semakin bertambah dan waktu yang digunakan untuk 20 kali getaran akan semakin lama.
setiap pegas memiliki tetapan yang berbeda yang menunjukan tingkat kekakuan dari pegas tersebut.
Tapi ada perbedaan antar kita mencari nilai k dari rumus yang data dengan k yang kita cari denga menggunakan persamaan grafik.
Dari percobaan tersebut dapat juga disimpulkan bahwa penambahan beban sebanding dengan pertambahan panjang


Sumber:
Praktikum Fisika Industri-Rudini Mulya (Industrial Engineering2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar