PRAKTIKUM
FISIKA INDUSTRI
SPHEROMETER
Lensa
atau kanta adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan
cahaya, biasanya dibentuk dari sepotong gelas yang dibentuk. Alat sejenis
digunakan dengan jenis lain dari radiasi elektromagnetik juga disebut lensa,
misalnya, sebuah lensa gelombang mikro dapat dibuat dari "paraffin
wax". Dalam sebuah lensa mengenai titik fokus
serta besar kecembunga dan kecungan pada sebuah lensa. Pada toeri dikatakan
bahwa kita dapat menghitung titik fokus lensa dengan mengetahui jari-jari lensa
dan ketebalan serta kecukungan sebuah lensa. Karena semua lensa memiliki titik
fokus yang berbeda kita akan mencari apa hubungan antara jari-jari lensa dengan
titik fokus, serta hubungan ketebalan lensa dengan titik fokus. Kita akan
menggunakan alat bernama spherometer yang mempunya ketelitian 0,001 mili meter.
Dengan sebuah lensa yang berbeda kita bisa menyimpal hubungan antara jari-jari,
ketebalan lensa dan titik fokus. Ini berati setiap lensa memiliki titik fokus
yang berbeda-beda. Jika ketebalan lensa semakin tebal maka jarak fokus akan
semakin dekat begitu juga seblaiknya semakin tipis kecekungan sebuah lensa akan
berpengaruh dengan titik fokusnya.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Sebuah lensa memiliki jarak fokus
untuk membuat bayangan terlihat jelas. Bayangan yang dihasilkan lensa
dipengaruhi oleh jarak dan tebal-tipisnya sebuah lensa.
Titik fokus adalah jarak bayangan
sebuah lensa yang paling terlihat jelas. Titik fokus sebuah lensa akan bebeda
jika mata kita mengalami kerusakan. Dengan spherometer kita dapat mengatahui
berpakah jarak fous pada sebuah lensa sehingga kita dapat mengetahui lensa
apakah yang cocok pada mata kita. Denga memeliki tingkat ketelitian yang tinggi
spherometer dapat mempredeksi dengan pasti sebuah titik fous lensa.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa percepatan gravitasi dipengaruhi oleh jarak suatu
tempat dengan pusat bumi dan kemasifan susunan bumi di tempat tersebut. Ini
berarti bahwa besar percepatan gravitasi tidak sama di setiap tempat.
I.2 TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan
kali ini dilakukan dengan maksud untuk menentukan titikfokus lensa, jari-jari sebuah
lensa serta ketebalan suah lensa denga menggunaka alat yang bernaa spherometer.
Bedasarkan data yang diperoleh menggunakan spherometer ini maka dapat diketahui adanya pengaruh ketebelan lensa, jari-jari pada
penentuan titk fokus sebuah lensa.
I.3 PERMASALAHAN
Permasalahan
yang dihadapi pada percobaan tentang spherometer ini adalah bagaimana cara mencari titik fokus
lensa dengan mengetahui data yang ada, seperti ketebalan lensa dan jari-jari
lensa.
I.4 SISTEMATIKA LAPORAN
Laporan ini tersusun atas
beberapa bab yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Selain itu laporan ini juga
dilengkapi dengan abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar
grafik, dan lampiran. Adapun bab-bab tersebut
adalah:
·
Bab
I yaitu Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan
praktikum, permasalahan dan sistematika laporan.
·
Bab
II adalah Dasar Teori yang menunjang percobaan.
·
Bab
III menjelaskan tentang peralatan-peralatan yang digunakan dalam percobaan dan
cara pengerjaan percobaan dengan alat-alat tersebut.
·
Bab
IV mengerjakan tugas
pendahuluan.
·
Bab V merupakan Analisa Data
dan Pembahasan dari permasalahan.
·
Bab VI mengerjakan Tugas akhir.
·
Bab
V yang merupakan Kesimpulan dari percobaan yang dilakukan dan bab-bab
sebelumnya.
BAB II
DASAR TEORI
Spherometer adalah micrometer dengan bentuk lain dari pada
micrometer skrup. Prinsip pemakaiannya sama dengan micrometer skrup, tetapi
titik nolnya tidak selalu nol. Spherometer
terdiri dari skrup yang bergerak ditengah-tengah dan mempunyai kaki tiga yang
ujungnya merupakan titik sudut segi tiga sama sisi keeping berbentuk piringan
lingkaran melekat pada skrup dan pembagian skalanya pada penggir peringan,
bantang skala sejajar skrup.
Sebuah spherometer adalah sebuah alat
untuk pengukuran yang tepat dari jari-jari sebuah bola. Awalnya, instrumen ini
terutama digunakan oleh opticians untuk mengukur kelengkungan permukaan
lensa. Bentuk yang biasa terdiri dari sekrup yang baik bergerak dalam sebuah
mete dilakukan di pusat kecil berkaki tiga tabel atau frame; kaki membentuk
simpul dari sebuah segitiga sama sisi. Ujung bawah sekrup dan para kaki meja
yang halus meruncing dan berhenti dalam belahan, sehingga masing-masing
berpijak pada sebuah titik. Jika sekrup memiliki dua putaran benang ke
milimeter kepala biasanya dibagi menjadi 500 bagian yang sama, sehingga
perbedaan 0,001 milimeter dapat diukur tanpa menggunakan Vernier. Sebuah lensa,
bagaimanapun, dapat dipasang, untuk memperbesar skala divisi. Skala vertikal
diikat ke meja menunjukkan jumlah seluruh putaran sekrup dan berfungsi sebagai
indeks untuk membaca divisi di kepala.
Kontak-tuas, tingkat halus atau pengaturan kontak listrik
mungkin harus terpasang ke spherometer dalam rangka untuk menunjukkan saat
menyentuh lebih tepat daripada yang dimungkinkan oleh indera peraba. Untuk
mengukur jari-jari sebuah bola-umpamanya. kelengkungan lensa-yang spherometer
ini diratakan dan membaca, kemudian ditempatkan pada bola, disesuaikan sampai
empat poin mengerahkan tekanan sama, dan membaca lagi.
Perbedaan memberikan ketebalan yang bagian
bola terputus oleh pesawat melewati tiga kaki. Memanggil jarak ini h, dan jarak
antara kaki satu, jari-jari R adalah diberikan oleh rumus:
Alternatif-menggunakan
Karena pada dasarnya adalah spherometer jenis mikrometer, dapat digunakan untuk tujuan lain selain mengukur kelengkungan permukaan sferis. Sebagai contoh, dapat digunakan untuk mengukur ketebalan pelat tipis. Untuk melakukannya, instrumen diletakkan di atas permukaan pesawat tingkat sempurna dan sekrup berbalik sampai titik hanya menyentuh; instan tepat ketika ia melakukannya didefinisikan dengan pengurangan tiba-tiba digantikan oleh perlawanan yang cukup meningkat. Terbagi kepala dan skala baca; sekrup dibangkitkan; pelat tipis menyelinap di bawahnya, dan proses diulang. Perbedaan antara dua pembacaan memberikan ketebalan yang diperlukan. Demikian juga, instrumen dapat mengukur depresi pada pelat datar yang sebenarnya. Metode ini akan sama untuk mengukur ketebalan piring, kecuali bahwa bagian mikrometer ditempatkan di atas depresi dan pengukuran diambil di bawah permukaan, bukan di atas.
Karena pada dasarnya adalah spherometer jenis mikrometer, dapat digunakan untuk tujuan lain selain mengukur kelengkungan permukaan sferis. Sebagai contoh, dapat digunakan untuk mengukur ketebalan pelat tipis. Untuk melakukannya, instrumen diletakkan di atas permukaan pesawat tingkat sempurna dan sekrup berbalik sampai titik hanya menyentuh; instan tepat ketika ia melakukannya didefinisikan dengan pengurangan tiba-tiba digantikan oleh perlawanan yang cukup meningkat. Terbagi kepala dan skala baca; sekrup dibangkitkan; pelat tipis menyelinap di bawahnya, dan proses diulang. Perbedaan antara dua pembacaan memberikan ketebalan yang diperlukan. Demikian juga, instrumen dapat mengukur depresi pada pelat datar yang sebenarnya. Metode ini akan sama untuk mengukur ketebalan piring, kecuali bahwa bagian mikrometer ditempatkan di atas depresi dan pengukuran diambil di bawah permukaan, bukan di atas.
Jenis alat ini umumnya terjadi digunakan dalam inspeksi
lapangan minyak alat untuk permukaan logam pipa lubang, patah tulang, dan
kebulatan sebelum dikirim ke lokasi pengeboran untuk sumur eksplorasi. Lihat bor pipa. Proses inspeksi dirancang untuk menghapus alat melemah pipa, sehingga
pipa tidak akan patah tulang selama pengeboran. [2] Alat pipa dengan tebal dari
1 "dinding untuk 4" diameter tube mengeras baja, dilengkapi dengan
kerah yang tapered thread kembali digunakan setelah pengeboran selesai, dan
berdinding tipis tubular casing sumur minyak sudah pada tempatnya. Instrumen
elektronik mirip dengan desain spherometer dalam inspeksi diubah pada tanaman
untuk casing, tabung, dan pipa bor. Pengukuran yang setara di optik akan
menjadi untuk silinder, atau lensa dengan komponen yang berbentuk silinder yang
mempunyai sumbu optik, di mana sebuah pesawat melalui lensa akan menghasilkan
oval keliling.
BAB III
PERALATAN
DAN CARA KERJA
III.1 PERALATAN
Beberapa peralatan yang
digunakan dalam percobaan tentang percepatan gravitasi bumi ini adalah:
1.
Lensa cembung besar dan kecil.
2.
Lensa cekung besar dan kecil.
3.
Lensa besar.
4.
3 buah Alat ukur spherometer,
5.
Perlengkapan tulis.
III.2
CARA KERJA
Langkah-langkah
yang ditempuh dalam melakukan percobaan ini adalah:
- CARA KERJA :
·
Tempelkan sehelai
kertas sekrup spherometer, maka lubang-lubang sekrup akan membekas pada kertas.
·
Kemudian letakan
pada lensa tebal (permukaan bola) dan putarlah sekrupnya kemudian amati
kenaikannya, catatlah besar kenaikan tersebut.
·
Ulangilah percobaan
saudara untuk beberapa kali pada lensa yang lainnya
·
Catalah berapa
ketebalan lensa dan jari-jari spherometer.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dan
data-data yang diperoleh untuk lensa cembung dan cekung menggunakan spherometer kemudian dilakukan analisa data sebagai berikut :
No
|
Nama Lensa
|
đ
|
ℓ
|
1
|
Besar
|
12,9
|
4,6
|
2
|
Cekung kecil
|
2,79
|
4,04
|
3
|
Cekung besar
|
5,23
|
4,04
|
4
|
Cembung kecil
|
1,78
|
3,06
|
5
|
Cembung besar
|
2
|
3,06
|
∑
|
24,7
|
18,8
|
dengan keterangan :
·
R : Lebarnya pelat
gelas
·
X : jari-jari lensa
·
D : lebar lensa
(kelengkungan)
·
L : jarak kaki spherometer
Jika jari-jari spherometer berbeda maka dapat dihitung
jari-jari totalnya Lt :
Dengan rumus :
BAB V
TUGAS AKHIR
1.
Tentukan tebalnya
pelat gelas !
2.
Tentukan jari – jari
permukaan bola !
3.
Apakah kaca itu betul
– betul plan paralel !
4.
Mengapa kedudukan
sekrup harus dibaca beberapa kali !
5.
Bisakah dihitung besar
jarak fokusnya !
JAWAB :
1.
Tebalnya pelat gelas :
Lensa Besar
=
=
= 7,27 cm
Lensa Cekung
Kecil
=
=
= 4,31 cm
Lensa Cekung
Besar
=
=
= 4,17 cm
Lensa Cembung
Kecil
=
=
= 3,51 cm
Lensa Cembung
Besar
=
=
= 6,68 cm
2.
Jari – jari permukaan
bola
Lensa Besar
X = (R – d) = (7,27 – 1,29) = 5,98 cm
Lensa Cekung
Kecil
X = (R – d) = (4,31 – 0,279) = 4,031 cm
Lensa Cekung
Besar
X = (R – d) = (4,17 – 0,523) = 3,647 cm
Lensa Cembung
Kecil
X = (R – d) = (3,51 – 0,178) = 3,332 cm
Lensa Cembung
Besar
X = (R – d) = (6,68 - 0,2) = 6,48 cm
3. Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang
kedua sisinya dibuat sejajar. Jadi lensa-lensa tersebut bukan termasuk
sebagai plan pararel karena ketiga sisi-sisinya tidak sejajar.
4.
Kedudukan skrup harus
di baca berkali-kali untuk mendapatkan perhitungan yang lebih akurat, dan
karena alat ukur spherometer titik nolnya tidak selalu di titik nol. Titik nolnya
adalah ketika jarum-jarum tersebut sejajar (untuk menghitung tebal lensa
cekung) dan titik nol adalah ketika jarum tengahnya mengenai lensa (untuk lensa
cembung).
5.
Kita dapat mengitung
besar jarak fokus lensa dengan melakukan percobaan, seperti melakukan percobaan
pada bayangan dari lensa tersebut.
Atau dengan menggunakan rumus :
R2 = (R – d)2 + r2
BAB VI
KESIMPULAN
Kesimpulan yang di dapat dari percobaan yang dilakukan
mengenai Spherometer adalah :
1.
Dengan menggunakan
Spherometer kita dapat mengukur jari – jari sebuah bola dan tebal plat gelas.
2.
Dalam penggunaan
Spherometer di butuhkan ketelitian yang sangat tinggi dan pengulangan pembacaan
beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat
3.
Hasil dari percobaan
ini tidaklah mutlak, karena ada kemungkinan kesalahan dalam pembacaan data.
Sumber:
Praktikum Fisika Industri-Rudini
Mulya (Industrial Engineering2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar