KONSERVASI ENERGI LISTRIK
§
Skenario Energi Di Masa Mendatang
Pemakaian listrik
per kapita kadangkala digunakan sebagai indik ator perkembangan suatu negara. Di negara yang sedang berkembang, industri merupakan pemakai listrik terbesar dan sekitar 30 persen masyarakat belum dapat menikmati listrik.
Gambar 1: Penambahan pembangkitan
& investasi sampai tahun 2030 |
Badan Energi Internasional meramalkan skenario berikut untuk tahun 2030 (IEA, 2004):
?
Akses terhadap listrik
di negara
yang sedang
berkembang mencapai 78
persen dari populasi penduduknya, dengan pemakaian rata-rata per kapitanya 2.136 kWh
?
1,4 milyar penduduk
belum akan
dapat memiliki
akses terhadap
listrik.
Investasi tambahan diperlukan sebesar $665 milyar
untuk mencapai
akses 100
persen (lihat Gambar 1)
dan memberikankan akses keuntungan bagi masyarakat rata-rata 526 kWh/kapita. Mula-mula setiap orang
hanya akan mendapatkan akses penggunaan listrik sebagai substitusi bahan
bakar tradisionil ( LPG,
minyak tanah )
yang digunakan
untuk menutupi
kebutuhan dasar. Hampir
seluruh pasokan tambahan
akan diperlukan di Afrika
(437 TWh) dan Asia Selatan (377
TWh),
atau masing-masing
terdapat peningkatan sebesar 25 persen dan 18 persen.
IEA/ Badan Energi Internasional merekomendasikan hal-hal berikut
untuk menjamin akses terhadap listrik secara universal (IEA, 2004):
?
Renovasi dan modernisasi
pembangkit listrik konvensional,
dan sistim
jaringan dan pendistribusian de ngan teknologi
baru yang efisien dalam energi
?
Manajemen dari sisi permintaan:
adopsi dan pelaksanaan penggunaan
teknologi yang efisien dalam energi.
?
Menciptakan kepedulian
diantara anggota pengguna energi untuk pelaksanaan pemantauan penghematan energi dan menerima teknologi baru bilamana tersedia.
§ Pembangkitan & Pendistribusian Listrik
Gambar 2 memperlihatkan bahwa hampir kebanyakan listrik dihasilkan oleh
stasiun daya listrik yang menggunakan
bahan bakar fosil (batubara, gas, minyak) dan fasilitas nuklir yang menggunakan
uranium.
Dikarenakan kepedulian
terhadap lingkungan dan keselamatan, dan akhir-akhir ini
kepedulian terhadap keamanan energi sebagaimana
pasokan minyak tergantung pada
sedikit negara, sumber alternatif energi masih
sedang digali. Energi terbarukan menyediakan 21 persen dari kebutuhan
energi dunia, termasuk PLTA/ daya air
(20 persen), energi matahari, angin, panas bumi, biomasa, dan ombak
(sekitar 1 persen namun makin berkembang). Gambar 3 memperlihatkan gambaran sederhana
mengenai sistim kelistrikan, yang dijelaskan dibawah ini.
Gambar 3. Pembangkitan, transmisi dan distribusi daya listrik |
Listrik umumnya dibangkitkan dengan pembangkit AC disebut
“alternator”pada pembangkit daya termal, air atau nuklir pada 50 atau 60 siklus
per detik. Biasanya listrik dibangkitkan
pada sekitar 9 hingga 13 KV di terminal pembangkitnya. Daya yang dihasilkan oleh satu pembangkit
(dikenal juga dengan istilah UNIT) berada pada kisaran 67,5 MW, 110 MW, 220 MW,
500 MW, dan ada juga yang mencapai 1000 MW atau lebih. Tingkat MW yang lebih
tinggi lebih disukai karena lebih rendahnya pemakaian daya pembantu, biaya
perawatan dan biaya operasi per MW yang dihasilkan.
Listrik harus dibangkitkan hanya
jika diperlukan, sebab listrik tidak dapat disimpan. Daya yang dihasilkan
disalurkan ke pengguna
melalui jaringan transmisi
dan dist ribusi, yang terdiri dari trafo, jalur transmisi dan
peralatan kontrol. Seluruh stasiun daya memiliki trafo pembangkit (GTs) yang
meningkatkan tegangan menjadi tegangan ekstra tinggi (EHV, misal 132 KV, 220
KV, 400 KV) sebelum d
itransmisikan. Mentransmisikan daya pada
tegangan tinggi mempunyai keuntungan
dapat mengurangi kehilangan
selama transmisi dan dapat digunakan jalur transmisi yang lebih kecil dan lebih ekonomis, hal ini diperlihatkan pada Tabel
1. Kemudian, pada
sub-stasiun dipasang trafo
penurun, yang akan
menurunkan tegangan untuk didistribusikanan ke pengguna industri,
perdagangan dan pemukiman melalui jalur distribusi.
Tidak terdapat perbedaan antara jalur transmisi dan jalur distribusi
kecuali tingkat tegangan dan kemampuan penanganan daya nya. Jalur transmisi beroperasi pada EHV
dan biasanya mampu mentransmisikan energi listrik dalam jumlah besar yang
melintasi jarak yang sangat jauh.
Jalur distribusi membawa daya
dalam jumlah terbatas
pada tegangan lebih
rendah dengan jarak yang pendek.
Tabel 1. Keuntungan Transmisi Tegangan Tinggi
Alasan
|
Penjelasan
|
Keuntungan
|
Lebih sedikit terjadi
penurunan tegangan
|
Penurunan
tegangan pada jalur transmisi /distribusi tergantung pada tahanan, reaksi
dan panjang jalur,
dan arus yang terambil. Untuk
jumlah daya yang sama yang dialirkan, tegangan
yang lebih tinggi menghasilkan
arus terambil lebih rendah dan penurunan tegangan yang lebih rendah.
|
Pengaturan
tegangan yang baik (perbedaan antara tegangan yang terkirim
dan diterima sekecil mungkin ).
|
Lebih sedikit terjadi
kehilangan daya
|
Daya yang hilang pada
jalur
sebanding dengan hambatan
(R) dan kuadrat arus (I), jadi PLoss = I2 R. Tegangan yang
lebih tinggi
menghasilkan arus yang lebih rendah
sehingga kehilangan daya lebih rendah.
|
Efisiensi
transmisi tinggi
|
Konduktor lebih kecil
|
Tegangan yang
lebih tinggi menghasilkan arus yang lebih
rendah sehingga
hanya diperlukan konduktor yang lebih kecil untuk mengalirkan arus.
|
Investasi dan
Biaya pemasangan lebih sedikit
|
Contoh:
Jika tegangan dari daya yang
didistribusikan meningkat dari 11 kV ke 33 kV, maka penurunan tegangan dapat
berkurang 1/3 dan kehilangan jalur akan lebih rendah dengan faktor 1/9, atau
(1/3)2.
|
§ FASE LISTRIK
Terdapat satu karakteristik utama dari pasokan listrik AC yang
memerlukan penjelasan: fase. Pada dasarnya pasokan listrik AC dibagi kedalam
sirkuit satu fase dan tiga fase. Sirkuit
AC satu fase memiliki dua b uah kawat yang dihubungkan ke sumber listrik. Tidak
seperti sirkuit DCyang arah arus listrik nya tidak berubah, maka dalam sirkuit
AC arah arus berubah berkali- kali tiap detiknya tergantung pada frekuensi
pasokan. Listrik 240 volt (V) yang dipasok ke rumah kita merupakan listrik AC
satu fase dan memiliki dua buah kawat: ‘aktif’dan ‘netral’.
Jalur distribusi dapat terdiri dari empat jalur. Tiga jalur membawa listrik
dari tiga sirkuit listrik, yang dibagi
menjadi jalur netral
yang umum (tiga jalur
aktif dan satu jalur netral). Sistim 3 fase memiliki 3
bentuk gelombang (biasanya membawa
daya) yaitu 2/3
p radian (120 derajat,1/3 siklus)
untuk waktu tertentu. Gambar 4 menunjukan sistim satu siklus tiga fase, dari 0
hingga 360 derajat (2 p radians),
sepanjang aksis waktu.
Garis yang diplotkan menunjukan keragaman
tegangan sesaat (atau arus) dalam waktu. Siklus ini akan
berulang 50 atau 60 kali per detiknya tergantung pada frekuensi sistim dayanya.
Warna garis menyatakan kode pewarnaan Amerika untuk sistim tiga fase: hitam
=VL1 merah=VL2 biru=VL3.
Sistim pasokan tiga fase selanjutnya dinyatakan
oleh hubungan bintang dan delta seperti ditunjukkan dalam Gambar 5 dan 6.
§ DAYA AKTIF DAN REAKTIF
Daya aktif, diukur dalam
kilowatt (kW), merupakan daya
nyata (daya poros, daya yang sebenarnya) yang digunakan oleh beban untuk melakukan tugas tertentu. Terdapat beban tertentu seperti motor, yang memerlukan bentuk lain dari daya yang disebut daya reaktif (kVAR) untuk
membuat medan magnet.
Walaupun daya reaktif
merupakan daya yang tersendiri, daya
ini sebenarnya merupakan
beban (kebutuhan) pada
suatu sistim listrik. Utilitas
harus membayar daya/ kebutuhan total seperti digambarkan dalam Gambar 7.
Penjumlahan vektor daya aktif dan reaktif merupakan daya total (nyata),
diukur dalam kVA (kilo Volts-Amperes). Daya ini merupakan daya yang dikirim
oleh PLN ke pelanggan. Secara matematis hal ini dapat dinyatakan sebagai:
kVA = (KW)2 + (KVAR)2
§ KOREKSI FAKTOR DAYA
Apakah yang disebut
Faktor Daya?
Faktor daya adalah perbandingan
antara daya aktif (kW) dengan
daya total (kVA), atau kosinus sudut antara daya aktif
dan total (cos φ). Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini dan
sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah (Lihat Gambar 7).
Faktor daya selalu lebih kecil atau sama dengan satu. Secara teoritis,
jika seluruh beban daya yang
dipasok oleh perusahaan
listrik memiliki faktor
daya satu, daya
maksimum yang ditransfer setara
dengan kapasitas sistim pendistribusian. Sehingga, dengan beban yang terinduksi
dan jika faktor daya berkisar dari 0,2 hingga 0,3, kapasitas jaringan
distribusi listrik menjadi tertekan. Jadi, daya reaktif (kVAR) harus
serendah mungkin untuk keluaran kW yang sama dalam rangka meminimalkan
kebutuhan daya total (kVA).
Kapasitor untuk
Memperbaiki Faktor Daya
Faktor daya dapat diperbaik i dengan memasang kapasitor
pengkoreksi faktor daya (lihat gambar 8 dan 9) pada sistim
distribusi daya pabrik. kapasitor bertindak sebagai pembangkit daya reaktif dan
oleh karenanya akan mengurangi jumlah daya reaktif, juga daya total yang
dihasilkan oleh bagian utilitas.
Contoh
Sebuah pabrik kimia
memasang sebuah trafo 1500
kVA. Kebutuhan parik pada mulanya 1160
kVA dengan faktor
daya 0,70. Persentase pembebanan trafo sekitar 78 persen
(1160/1500 = 77.3
persen). Untuk memperbaiki faktor daya dan untuk mencegah denda oleh pemasok
listrik, pabrik menambahkan sekitar 410 kVAr pada beban motor. Hal ini meningkatkan faktor daya hingga 0,89,
dan mengurangi kVA yang diperlukan menjadi 913, yang merupakan penjumlahan
vektor kW dan kVAr.
Trafo 1500 kVA kemudian hanya berbeban 60 persen dari kapasitasnya.
Sehingga pabrik akan dapat menambah beban pada trafonya dimasa mendatang.
Keuntungan Perbaikan
Faktor Daya dengan Penambahan Kapasitor
Keuntungan perbaikan faktor daya melalui pemasangan kapasitor adalah:
Bagi perusahaan:
? Diperlukan hanya sekali investasi untuk pembelian dan pemasangan
kapasitor dan tidak ada biaya terus menerus.
? Mengurangi biaya listrik
bagi perusahaan sebab (a)
daya reaktif (kVAR)
tidak lagi dipasok oleh
perusahaan utilitas sehingga kebutuhan
total (kVA) berkurang dan (b) nilai denda yang dibayar jika beroperasi pada
faktor daya rendah dapat dihindarkan.
? Mengurangi kehilangan distribusi (kWh) dalam jaringan pabrik.
? Tingkat tegangan pada beban akhir meningkat sehingga meningkatkan
kinerja motor.
Bagi utilitas pemasok listrik
? Komponen reaktif pada jaringan dan arus total pada sistim ujung akhir
berkurang
? Kehilangan daya I2R dalam sistim berkurang karena penurunan arus
? Kemampuan kapasitas jaringan distribusi listrik meningkat, mengurangi
kebutuhan untuk memasang kapasitas tambahan
§ MANAJEMEN BEBAN LISTRIK
Di tingkat makro, meningkatnya konsumsi listrik dan kecenderungan
menurunnnya konsumsi listrik selama waktu
tertentu pada siang
hari dapat diatur
untuk disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan mahalnya penambahan
kapasitas dan hanya dapat dipasang dalam jangka waktu yang panjang (terutama
jika plant daya yang baru harus dibangun), manajemen pembebanan yang lebih baik
pada penggunaan akhir dapat membantu meminimalkan kebutuhan puncak pada infrastruktur
utilitas dan memperbaiki penggunaan kapasitas pembangkit listrik. Beberapa
teknik yang efektif untuk manajemen pembebanan diberikan dalam Tabel 2.
Ta bel 2: Strategi Manajemen Beban Puncak
Menggeser Beban Proses yang Tidak Kritis dan Tidak Kontinyu ke waktu bukan Beban Puncak
|
Penjadwalan ulang
beban listrik yang besar dan pengoperasian peralatan, pada shift kerja yang ada dapat direncanakan
dan
diterapkan untuk meminimalkan permintaan maksimum secara bersamaan. Untuk maksud
ini, disarankan untuk mempers iapkan diagram alir operasi dan diagram
proses. Menganalisa
diagram tersebut dengan pendekatan yang terintegrasi, memungkinkan untuk melakukan
penjadwalan ulang
operasi peralatan dengan berbagai cara untuk memperbaiki faktor beban yang pada gilirannya akan menurunkan permintaan maksimum.
|
Membuang Beban yang Tidak Penting
selama Waktu Beban Puncak
|
Bila permintaan
maksimum cenderung mencapai
batas yang
sudah ditentukan, pembuangan beberapa beban yang tidak perlu untuk
sementara waktu dapat menolong
mengurangi beban. Dapat juga dipasang sistim pemantauan langsung, yang akan mematikan beban yang tidak perlu bila batas permintaan yang ditentukan telah tercapai. Sistim
yang sederhana adalah
dengan membunyikan
alarm, kemudian beban dibuang
secara manual. Sistim pengendali mikroprosesor yang canggih
juga tersedia, yang memberikan
opsi
pembuangan beban
secara
otomatis.
|
Mengoperasikan
Pembangkitan di tempat
atau Penggunaan Pembangkit Diesel selama Waktu Beban Puncak
|
Jika digunakan pembangkit diesel
(DG) untuk melengkapi
daya yang dipasok oleh utilitas listrik, disarankan untuk menggunakan
DG
untuk waktu beban puncak. Hal
ini akan mengurangi permintaan beban menuju
tingkat yang dapat dipertimbangkan dan meminimalkan biaya tagihan.
|
Mengoperasikan unit AC selama waktu bukan beban puncak dan menggunakan penampung termis
dingin
|
Memungkinkan untuk
mengurangi permintaan maksimum dengan cara
membangun tempat penyimpanan produk/ bahan,
air, air
dingin/ air
panas, yang dioperasikan
selama waktu beban rendah. Operasi pada
waktu beban rendah
dapat menolong dalam menghemat
energi dikarenakan kondisi yang baik seperti suhu luar yang lebih rendah dll.
|
Pemasangan Peralatan Pengkoreksi Faktor
Daya
|
Permintaan maksimum
dapat juga dikurangi
pada
pabrik dengan menggunakan bank kapasitor
dan menjaga faktor
daya optimal.
Si stim tersebut menyala - matikan bank kapasitor untuk mencapai faktor
daya yang dikehendaki pada suatu sistim sehingga dapat mengoptimalkan
permintaan maksimum.
|
Suatu penyajian dari permintaan beban oleh pemakai terhadap waktu
dikenal dengan nama ‘Kurva Beban’. Jika
permintaan beban diplotkan untuk 24 jam pada satu hari, dikenal dengan istilah
‘Kurva Beban Jam-an’ (lihat Gambar 10) dan jika permintaan harian diplotkan
untuk selama satu bulan, disebut ‘Kurva Beban Harian’. Kurva beban berguna dalam
memperkirakan pola permintaan daya rendah yang tinggi untuk bagian pabrik,
pabrik keseluruhan, distribusi, dll.
Gambar 10. Kurva
beban harian industri rekayasa
Bet365 Registration - Your Ultimate Guide - Wolione.com
BalasHapusBet365 provides หารายได้เสริม their players with a multitude of ways to play games. For example, they have worrione different rules, but they also 샌즈카지노 provide