Senin, 17 Maret 2014

Teknik Cara Kerja Pompa Aksial



POMPA AKSIAL

Pompa aksial adalah salah satu alat yang berfungsi untuk mengalirkan fluida dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi dengan menggunakan gerak putaran dari blades dan mempunyai arah aliran yang sejajar dengan sumbu porosnya.

Persamaan-persamaan dasar teoritis dalam menganalisa karakteristik pompa aksial adalah :
        1.        Persamaan kontinuitas
        2.       Persamaan energi
        3.       Persamaan momentum
        4.      Persamaan sirkulasi
        5.       Persamaan teori Kutta-Zhukowsky

Dengan menguraikan dan mensubstitusikannya dari persamaan itu akhirnya akan didapat karakteristik pompa aksial.

Pompa aksial ini dapat juga digolongkan sebagai salah satu dari kinetik pump, karena perpindahan fluida di sini tidak disebabkan oleh perpindahan dari alat-alat yang digerakkan oleh tenaga kinetis yang berasal dari tenaga penggerak tersebut. Pada umumnya pompa aksial mempunyai dua bagian yang penting yaitu:

Casing    : yang meliputi rumah dan bantalan poros utama.
Blades    : yang terdiri dari runner blades (yang berputar) dan diffuser blades (blades yang diam).
Runner blades: berfungsi menaikkan energi potensial fluida, karena dari sinilah terjadi perpindahan energi, dari energi mekanik menjadi energi fluida, dengan cara memberikan energi di kinetiknya kepada fluida.
Diffuser blades (Guide Vane): berfungsi merubah energi kinetik menjadi energi potensial fluida, dengan cara memberikan aliran fluida yang helical menjadi aliran yang lurus (straight flow) sepanjang sumbu pompa.


? CARA KERJA POMPA AKSIAL

Karena adanya perputaran dari blade yang mempunyai kedudukan sudut tertentu sehingga tekanan dari sisi hisap blades pada daerah suction menjadi lebih rendah, akibatnya fluida mengalir ke sisi hisap, blades tersebut yang selanjutnya masuk ke sisi tekan blades, pada daerah discharge yang bertekanan lebih tinggi, dan dari sini fluida bergerak atau mengalir ke tempat yang bertekanan lebih rendah (lihat gambar 1).

Gambar : Pompa Aksial

Pada pompa aksial ini fluida mengalir pada suatu pipa yang sama sehingga dapat diasumsikan bahwa kecepatan aksial sebelum dan sesudah runner blades adalah sama. Dengan demikian semua teori pada pompa aksial selalu berdasarkan pada asumsi tersebut.

Untuk mengetahui harga daripada besaran-besaran pompa aksial, maka digunakan rumus-rumus sebagai berikut:

3.1. Tinggi Kenaikan atau Julang (head) pompa:
dengan hp: perbedaan tekanan antara suction dengan discharge yang terlihat pada manometer (mmHg) (lihat gambar 2).

Gambar : Perbedaan Tekanan pada Manometer


3.2. Kapasitas Aliran (Q):

Dengan:               A2           = Luas penampang dari venturi (m2).
                                Hv           = Heat Venturi (m)
                                Β             = d2/d1
d1            = Diameter terbesar dari venturi
d2            = Diameter terkecil dari venturi
Cd           = Coefficient of discharge (lihat gambar 3)
                = 0,9858 – (0,196) β4

Dengan:               d1            = 132 mm
                                d2            = 85 mm
                                Hv           = (12,6/1000).hv (mm)
                                hv            = perbedaan tekanan pada venturi

3.3. Daya motor atau daya poros (Nm)

Dengan:               n             = Putaran motor (rpm)
                                F              = Gaya (N)
                                L              = Panjang lengan Moment (l) = 0,2381


Gambar : Perbedaan Tekanan Pada Ventrimeter

3.4. Daya pompa atau daya fluida (Np)
Dengan:               Q             = kapasitas aliran fluida (m3/det)
                                Hp           = head pompa (m)
                                γ             = berat jenis air (N/m3) = 9810 N/m3


Gambar : Sudut Aliran Pada Fluida dan Blandes

3.5. Effisiensi pompa (ηp)
Dengan:               Np           = daya pompa (Watt)
                                Nm          = daya motor (Watt)



? SPESIFIKASI UNIT PENGUJIAN

Pompa
Jenis                                      : Pompa air axial dari Gilbert Gilkers & Gordon Ltd
Tinggi kenaikan (head) : 3,05 m
Kapasitas                             : 1,7 m3/menit
Putaran                                                : 3000 rpm (maksimum)
Daya motor                        : 3 kW, 970/1180 rpm, 50/60 Hz, 200 – 240 volt
Panjang lengan                 : 238,1 mm


Stroboscope:
Untuk mengukur kecepatan putaran dari propeler pompa yang mana prinsipnya adalah menyamakan frekuensi lampu stroboskop dengan frekuensi propeler.


Manometer:
 Manimeter pipa U terdiri dari 3 macam, yaotu:
    a.       Untuk mengukur selisih tekanan pada venturi.
    b.      Untuk mengukur perbedaan tekanan antar sisi hisap dengan sisi tekan pada pompa.
    c.       Untuk mengukur tekanan terhadap udara luar di inlet.


Tachometer
Untuk mengukur putaran pada motor penggerak.
Peralatan:
   1.        Runner blades
   2.       Diffuser blades
   3.       Instalasi turbin aksial
   4.      Torsimeter dengan brake arm ratio 238,1 mm
   5.       Generator listrik
   6.      Pengatur putaran motor
   7.       Katup utama
  8.      Katup by pass
   9.      Venturi
  10.    Manometer air raksa
a.       Untuk mengukur selisih tekanan pada venturi
b.      Untuk mengukur sekisih tekanan isap dan tekan
c.       Untuk mengukur selisih tekan isap terhadap atmosfir
  11.     Pompa sentrifugal
  12.    Motor penggerak pompa sentrifugal
  13.    Stroboskop
  14.    Pengatur sudut runner blades


Gambar : Instalasi Pengujian Pompa Aksial

? PENGUJIAN
5.1.     CARA PENGUJIAN
1.        Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan, yaitu:
a.       Stroboskop
b.      Tachometer
2.       Periksalah kondisi peralatan pompa, apakah ada kebocoran-kebocoran yang terjadi bila ada perbaikan.
3.       Periksa kedudukan katup-katup, pada kondisi awal posisi katup pada kedudukan open (0).
4.      Atur permukaan air raksa pada manometer, venturi dan pompa pada posisi nol dalam skala.
5.       Atur permukaan air raksa pada manometer blades pada sudut yang telah ditentukan.
6.      Atur setting dari diffuser dan runner blades pada sudut yang telah ditentukan.
7.       Atur skala selter penunjuk gaya pada kondisi nol.
8.      Atur fuction selektor pada posisi motor, input voltage controller pada kedudukan nol lalu putar sakelar utama pada kondisi on.
Catatan:
Motor listrik akan berputar hanya apabila input voltage controller mulai dari nol.
9.      Setelah motor jalan, kemudian atur pada putaran yang telah ditentukan dengan cara memutar “input voltage controller”.
Untuk mengetahui putaran yang diinginkan dipergunakan alat tachometer dan Stroboskope.
Perhatian !!!
Untuk merubah “input voltage controller” harus perlahan-lahan.

5.2.    PARAMETER YANG DIUKUR
        Dalam percobaan ini parameter yang diukur adalah Hv, Ht, p pada putaran dan kedudukan yang runner blades (Qr) dan diffuser blades (Qd) tertentu.

VI.2. Hasil Perhitungan
θ = 10º; n1 = 600 rpm
Posisi Katup
Hv (m)
Hp (m)
Q (m3/s)
Np (W)
Nm (W)
ηp (%)
ns (rpm)
5/6
0.0136
0.1632
0.003087
4.941895
61.30599
8.061031
473.8667
4/6
0.0136
0.068
0.003087
2.059123
58.31545
3.531007
913.7231
3/6
0.0136
0.0544
0.003087
1.647298
55.32492
2.977498
1080.182
2/6
0.0408
0.0136
0.005346
0.713301
55.32492
1.289294
4020.892
1/6
0.068
0.0204
0.006902
1.381302
58.31545
2.368672
3370.669
0
0.068
0.0136
0.006902
0.920868
61.30599
1.502084
4568.615
θ = 30º; n1 = 600 rpm
Posisi Katup
Hv (m)
Hp (m)
Q (m3/s)
Np (W)
Nm (W)
ηp (%)
ns (rpm)
5/6
0.0136
0.1768
0.003087
5.353719
22.42902
23.86961
446.2565
4/6
0.0136
0.1496
0.003087
4.53007
20.93375
21.64003
505.8218
3/6
0.0136
0.0816
0.003087
2.470947
20.93375
11.80365
796.9456
2/6
0.0136
0.0408
0.003087
1.235474
19.43848
6.355813
1340.297
1/6
0.0408
0.0272
0.005346
1.426602
19.43848
7.339061
2390.837
0
0.068
0.0272
0.006902
1.841735
17.94322
10.26424
2716.515
θ = 10º; n1 = 1200 rpm
Posisi Katup
Hv (m)
Hp (m)
Q (m3/s)
Np (W)
Nm (W)
ηp (%)
ns (rpm)
5/6
0.0272
0.6256
0.004365
26.79076
149.5268
17.91703
411.3971
4/6
0.0136
0.5984
0.003087
18.12028
140.5552
12.89193
357.6701
3/6
0.068
0.2856
0.006902
19.33822
131.5836
14.69653
931.4298
2/6
0.1768
0.136
0.01113
14.84855
119.6214
12.41295
2063.279
1/6
0.2312
0.0816
0.012727
10.18798
113.6404
8.965104
3236.465
0
0.2448
0.0408
0.013096
5.241671
110.6498
4.73717
5521.401
θ = 30º; n1 = 1200 rpm
Posisi Katup
Hv (m)
Hp (m)
Q (m3/s)
Np (W)
Nm (W)
ηp (%)
ns (rpm)
5/6
0.0136
0.6392
0.003087
19.35575
83.73501
23.11549
340.4072
4/6
0.0136
0.5576
0.003087
16.88481
80.74447
20.91141
377.124
3/6
0.0816
0.2176
0.007561
16.14016
68.78233
23.46556
1195.418
2/6
0.1904
0.1224
0.01155
13.86816
59.81072
23.18674
2274.69
1/6
0.272
0.0544
0.013804
7.366942
53.82965
13.68566
4568.615
0
0.2856
0.0272
0.014145
3.774434
50.83911
7.424273
7777.758


VI.3. Grafik dan Analisis
        a)      Hp vs Q

θ = 10º (biru), θ = 30º (coklat); n1 = 600 rpm



Kurva head pompa (vs kapasitas aliran) menggambarkan besarnya head pompa yang dibutuhkan sistem pada berbagai debit/kapasitas aliran agar pompa dapat bekerja.

Dari kurva di atas, terlihat bahwa semakin tinggi head pompa, debit/kapasitas aliran pompa semakin rendah. Pada putaran (motor) 600 rpm dan θ = 10º, pompa mencapai head tertingginya pada 0,1632 m dan kapasitas aliran/debit 0,003087 m3/s. Pompa mencapai head terendahnya pada 0,0136 m dan kapasitas aliran/debit 0,006902 m3/s. Pada posisi θ = 30º, pompa mencapai head tertingginya pada 0,1768 m dan kapasitas aliran/debit 0,003087 m3/s. Pompa mencapai head terendahnya pada 0,0272 m dan kapasitas aliran/debit 0,006902 m3/s. Semakin besar posisi blades, semakin tinggi pula head pompanya.

θ = 10º (biru), θ = 30º (coklat); n1 = 1200 rpm



Dari kurva di atas, terlihat bahwa semakin tinggi head pompa, debit/kapasitas aliran pompa semakin rendah. Pada putaran (motor) 1200 rpm dan θ = 10º, pompa mencapai head tertingginya pada 0,6256 m dan kapasitas aliran/debit 0,004365 m3/s. Pompa mencapai head terendahnya pada 0,0408 m dan kapasitas aliran/debit 0,013096 m3/s. Pada posisi θ = 30º, pompa mencapai head tertingginya pada 0,6392 m dan kapasitas aliran/debit 0,003087 m3/s. Pompa mencapai head terendahnya pada 0,0272 m dan kapasitas aliran/debit 0,014145 m3/s. Semakin besar posisi blades, semakin tinggi pula head pompanya.

        b)      Np vs Q
θ = 10º (biru), θ = 30º (coklat); n1 = 600 rpm



Kurva daya pompa (vs debit/kapasitas aliran) menggambarkan besarnya daya pada pompa pada berbagai kondisi debit sistem. 

Dari kurva di atas, terlihat bahwa daya pompa akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kapasitas aliran/debit pompa. Pada putaran (motor) 600 rpm dan θ = 10º, pompa mencapai daya tertingginya pada 4.941895 watt dan kapasitas aliran/debit 0,003087 m3/s. Pompa mencapai daya terendahnya pada 0.920868 watt dan kapasitas aliran/debit 0,006902 m3/s. Pada posisi θ = 30º, pompa mencapai daya tertingginya pada 5.353719 watt dan kapasitas aliran/debit 0,003087 m3/s. Pompa mencapai daya terendahnya pada 1.841735 watt dan kapasitas aliran/debit 0,006902 m3/s. Semakin besar posisi blades, semakin besar pula daya pompanya.


θ = 10º (biru), θ = 30º (coklat); n1 = 1200 rpm


Dari kurva di atas, terlihat bahwa daya pompa akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kapasitas aliran/debit pompa. Pada putaran (motor) 1200 rpm dan θ = 10º, pompa mencapai daya tertingginya pada 26.79076 watt dan kapasitas aliran/debit 0,003087 m3/s. Pompa mencapai daya terendahnya pada 5.241671 watt dan kapasitas aliran/debit 0,006902 m3/s. Pada posisi θ = 30º, pompa mencapai daya tertingginya pada 19.35575 watt dan kapasitas aliran/debit 0,003087 m3/s. Pompa mencapai daya terendahnya pada 3.774434 watt dan kapasitas aliran/debit 0,006902 m3/s. Semakin besar posisi blades, semakin besar pula daya pompanya.

        c)      ηp vs Q

θ = 10º (biru), θ = 30º (coklat); n1 = 600 rpm


Kurva effisiensi pompa (vs debit/kapasitas aliran) menggambarkan besarnya effisiensi pada pompa yang terjadi pada berbagai kapasitas aliran/debit. Terlihat dari kurva bahwa effisiensi pompa mencapai titik tertingginya pada kapasitas aliran terendah. Titik pada kurva yang menggambarkan posisi effisiensi tertinggi pompa disebut sebagai BEP (Best efficiency point). Pada titik BEP, pompa akan beroperasi pada kondisi optimal. Pada putaran (motor) 600 rpm dan θ = 10º, pompa mencapai effisiensi tertingginya sebesar 8.061031 %. Pada posisi θ = 30º, pompa mencapai effisiensi tertingginya sebesar 23.86961 %.

θ = 10º (biru), θ = 30º (coklat); n1 = 1200 rpm



Pada putaran (motor) 600 rpm dan θ = 10º, pompa mencapai effisiensi tertingginya sebesar 17.91703 %. Pada posisi θ = 30º, pompa mencapai effisiensi tertingginya sebesar 23.11549 %.

        d)      ns vs Q

θ = 10º (biru), θ = 30º (coklat); n1 = 600 rpm




Kurva diatas menggambarkan besarnya putaran blades pada berbagai kondisi kapasitas aliran. Semakin besar kapasitas aliran, semakin cepat putaran blades.


θ = 10º (biru), θ = 30º (coklat); n1 = 1200 rpm



Kurva diatas juga menggambarkan besarnya putaran blades pada berbagai kondisi kapasitas aliran. Semakin besar kapasitas aliran, semakin cepat putaran blades.


? KESIMPULAN

Pompa aksial merupakan alat yang berfungsi untuk mengalirkan fluida dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi dengan menggunakan gerak putaran dari blades dan mempunyai arah aliran sejajar dengan sumbu porosnya. Kurva hubungan antara head, daya, effisiensi, putaran blades pompa terhadap kapasitas aliran menggambarkan karakteristik dari pompa aksial. Kurva-kurva tersebut digunakan untuk memilih kinerja optimal pada pompa. Semakin tinggi head pompa, debit/kapasitas aliran pompa semakin rendah. Daya pompa akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kapasitas aliran/debit pompa. Effisiensi pompa mencapai titik tertingginya pada kapasitas aliran terendah. Dan semakin besar kapasitas aliran, semakin cepat putaran blades.

?  SARAN
         
 a.       Sebaiknya alat-alat yang ada diperbaharui, alat yang digunakan untuk praktikum, sudah tua
  dan kotor serta berkarat.
 b.      Dalam melakukan praktikum, amati dengan cermat pergerakan pengatur sudut blades, sebab getaran motor pada pompa cukup besar sehingga menyebabkan pergeseran pada sudut blades secara konstan.

?  Daftar Pustaka

V.M. Cherhasshy, Pump Fans Compressors, Mir Publisher, Moscow, 1980.
Da Cruz, Bernard, Pump Characteristics and ISO Efficiency Curves, Pumps:Maintenance, Design, and Reliability Conference (pdf data) 2009.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar