Senin, 17 Maret 2014

Konservasi Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC)



Energi Thermal Samudra OTEC 

(Ocean Thermal Energy Conversion)


Gambar : Ocean Thermal Energy Conversion

Energi Thermal Samudra OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan perbedaan suhu di laut yang dalam dan  di laut yang dangkal yang digunakan untuk menggerakan mesin (generator).  Dan generator pada OTEC memiliki prinsip “ semakin besar perbedaan suhu di antara laut yang dalam dengan laut yang dangkal maka energi listrik yang dihasilkan akan semakin besar pula.”  Perbedaan suhu anatara laut dangkan dengan laut dalam, masing masing memiliki reservoir ( reservoir laut dangkal dan reservoir laut dalam). Perbedaan suhu dari kedua reservoir ini akan menyebabkan aliran kalor yang dapat melakukan usaha.Hal ini memiliki prinsip yang sama seperti turbin uap dan mesin pembakaran,juga lemari es yang melawan aliran kalor alami dengan “menghabiskan” energi. Sama seperti energi kalor dari pembakaran bahan bakar, OTEC menggunakan perbedaan suhu oleh penyinaran matahari pada permukaan laut sebagai bahan bakarnya.


Prinsip Kerja

Pada teknologi konversi energy panas laut atau KEPL (Ocean Thermal Energy Conversion, OTEC), siklus Rankine digunakan untuk menarik arus-arus energy termal yang memiliki sekurang-kurangnya selisih suhu sebesar 20o C. Pada saat ini terdapat dua siklus daya alternatif yang dikembangkan, yaitu siklus Claude terbuka dan siklus tertutup. Siklus terbuka dengan mendidihkan air laut yang beroperasi pada tekanan rendah, menghasilkan uap air panas yang melewati turbin penggerak/generator. Siklus tertutup menggunakan panas permukaan laut untuk menguapkan fluida penggerak dengan Amonia dan Freon. Uap panas menggerakkan turbin, kemudian turbin bekerja menghidupkan generator untuk menghasilkan listrik. Prosesnya, air laut yang hangat dipompa melewati tempat pengubah dimana fluida pemanas tekanan rendah diuapkan hingga menjalankan turbo-generator. Air dingin dari dalam laut dipompa melewati pengubah kedua menguap menjadi cair kemudian dialiri kembali dalam system.

Dalam siklus Claude terbuka, air laut digunakan sebagai  medium kerja maupun sebagai sumber energy. Air hangat yang berasal dari permukaan laut diuapkan dalam suatu alat penguap (flash evaporator) dan menghasilkan uap air dengan tekanan yang sangat rendah, lk 0,02 hingga 0,03 bar dan suhu kira-kira 20o C. uap itu memutar sebuah turbin uap yang merupakan penggerak mula bagi generatot yang menghasilkan energy listrik (Gambar 1).


Gambar ; Sistem Kerja Pembangkit OTEC

Karena tekanan uap itu rendah sekali maka ukuran-ukuran turbin menjadi sangat besar. Setelah melewati turbin, uap yang sudah dimanfaatkan dialirkan ke sebuah kondensor yang menghasilkan air tawar. Kondensor didinginkan oleh air laut yang berasal dari lapisan bawah permukaan laut. Dengan demikian, metode dengan siklus Claude ini menghasilkan energy listrik maupun air tawar. Masalah dengan  metode ini adalah bahwa ukuran-ukuran turbin menjadi sangat besar oleh karena tekanan uap yang begitu rendah. Sebagai contoh, sebuah modul sebesar 10 MW yang terdiri atas penguap, turbin dan kondensor, akan memerlukan ukuran garis tengah dan panjang 100 meter.

Dalam kaitan ini maka metode kedua, yaitu dengan siklus tertutup, merupakan pilihan yang pada saat ini lebih disukai dan digunakan banyak proyek percobaan. Seperti yang terlihat pada gambar 2, air permukaan yang hangat dipompa ke sebuah penukar panas atau evaporator, dimana energy panas dilepaskan kepada suatu medium kerja, misalnya ammonia. Ammonia cair itu akan berubah menjadi gas dengan tekanan kira-kira 8,7 bar dan suhu lk 21 C. Turbin berputar menggerakkan generator listrik yang menghasilkan energy listrik. Gas ammonia akan meninggalkan turbin pada tekanan kira-kira 5,1 bar dan suhu lk 11o C dan kemudian dibawa ke kondensor. Pendinginan pada kondensor mengakibatkan gas ammonia itu kembali menjadi bentuk benda cair. Perbedaan suhu dalam rangkaian perputaran ammonia adalah 10o C sehingga rendemen Carnot akan menjadi:

Gambar ; Prinsip Kerja Pembangkit Listrik OTEC

Rendemen ini merupakan efisiensi termodinamika yang baik sekali, namun di dalam praktek rendemen yang sebenarnya akan terjadi lebih rendah, yaitu sekitar 2-2,5 %. Pada rancangan-rancangan terkini suatu arus air sebesar 3-5 m3/s baik pada sisi air hangat maupun pada sisi air dingin, diperlukan untuk menghasilkan daya sebesar 1 MW pada generator. Selain ammonia (NH3), juga Freon R-22 (CHClF2) dan Propan (C3H6) memiliki titik didih yang sangat rendah, yaitu antara -30o C sampai dengan 50o C pada tekanan atmosfer dan kurang lebih 30o C pada tekanan antara 10 dan 12,5 Kg/cm2. Gas-gas inilah yang prospektif untuk dimanfaatkan sebagai medium kerja pada konversi energy panas laut.


Peluang dan Tantangan Energi Thermal Samudra 
OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion)

Peluang

OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) memungkinkan orang-orang di negeri-negeri tropis untuk seratus persen mandiri dalam memenuhi kebutuhan energi mereka. Salah satu keutamaan OTEC dibandingkan dengan energi terbarukan lainnya seperti tenaga angin dan surya, adalah panas laut tersedia sepanjang siang dan malam. Ini adalah keuntungan bagi pulau-pulau tropis yang umumnya memiliki jaringan listrik terbatas, terisolasi serta tidak mampu menanggung pembagian beban daya yang tidak menentu.

Teknologi OTEC juga akan mendukung dan mempercepat pertumbuhan ekonomi karena 24 persen pengembangan industri berada di kawasan pesisir atau laut seperti transportasi dan pariwisata. Potensi OTEC sangat luas. Satu meter persegi luas permukaan samudra rata-rata menerima sekitar 175 watt iradiasi surya. Dengan demikian jumlah total tenaga surya secara global yang diterima sekitar 90 petawatts. Angka ini lebih dari 6.000 kali penggunaan energi total dunia. Jika kita hanya memanfaatkan sebagian kecil dari energi itu, kita sudah punya cukup daya untuk kebutuhan dunia.

Tantangan
1.       Hilangnya panas karena pengaruh gas isu terpenting dalam siklus Claude adalah adanya kontak langsung atara gas dengan heat exchanger bnyak desin siklus Claude terdahulu menggunakan sebuah kondensor permukaan karena sangat mudah dipahami. Bagaimanapun juga kondensor kontak langsung memberikan beberapa kerugian. Ketika permukaan hangat air laut mencapai pipa masukan, tekanan menurun di titik dimana gas mulai berubah. Jika jumlah gas cukup significant, desain perngkap gas mungkin dapat di benarkan.
2.Penggunaan komponen yang tepat Evaporator,turbin,dan Kondenser dioperasikan dalam keadaan hampa udara dengan tekanan sekitar 3-1%tekanan atmosfer. Keadaan ini membawa beberapa implikasi. Pertama,system harus hati-hati dalam menjaga tekanan atmosfer yang dapatmematika system. Kedua, Volume dari uap bertekanan rendah sangat besar dibandingkan fluida yang bekerja dalam OTEC closed system .Ini berarti bahwa komponen harus memiliki aliran yang besar untuk memastikan bahwa kecepatannya tidak terlalu besar.

3.   Konsumsi daya yang tidak perlu oleh kompresor Pengembangan dalammengurangi daya terbuang dari kompresor sedang berlangsung.Setelahsebagian besar uap dikondensasi oleh condenser,gas yang tidak terkondensasi dilewatkan melalui counter akan menurunkan reaksi uap-gasdalam factor5.


Referensi :
-          Buku New Step 1, training manual Toyota
-          Bahan Ajar dosen Ir. Prinadi, M.Sc.
-          Otomotif Plus
-          AP Physics – Thermodynamics


Tidak ada komentar:

Posting Komentar