KONSERVASI
ENERGI SISTEM PENERANGAN
? Latar Belakang
Sejak
dimulainya peradaban hingga sekarang,
manusia meciptakan cahaya hanya dari api,
walaupun lebih banyak sumber panas daripada cahaya. Di abad ke-21 ini kita masih menggunakan prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan cahaya melalui lampu pijar.
Hanya dalam beberapa dekade terakhir produk-produk
penerangan menjadi lebih canggih dan beraneka
ragam. Perkiraan menunjukan
bahwa pemakaian energi
oleh penerangan adalah
20 - 45% untuk
pemakaian energi total oleh
bangunan
komersial dan sekitar 3 - 10% untuk pemakaian energi total oleh
plant industri. Hampir kebanyakan pengguna
energi komersial dan
industri peduli penghematan energi dalam sistim penerangan. Seringkali, penghematan energi
yang cukup berarti dapat didapatkan
dengan investasi yang minim
dan masuk akal. Mengganti
lampu uap merkuri atau sumber lampu pijar dengan logam halida atau sodium bertekanan tinggi akan
menghasilkan pengurangan biaya energi dan meningkatkan jarak penglihatan. Memasang
dan menggunakan kontrol
foto, pengaturan waktu penerangan,
dan sistim manajemen energi juga
dapat memperoleh penghematan yang luar biasa. Walau begitu, dalam beberapa kasus mungkin
perlu mempertimbangkan modifikasi rancangan
penerangan untuk mendapatkan penghematan energi yang dikehendaki. Penting
untuk dimengerti
bahwa lampu-lampu
yang efisien, belum tentu merupakan sistim penerangan
yang efisien.
? Teori
Dasar
Mengenai
Cahaya
Cahaya hanya merupakan
satu bagian berbagai
jenis gelombang elektromagnetis yang terbang ke
angkasa. Gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi tertentu, yang nilainya dapat dibedakan dari
energi cahaya lainnya dalam spektrum elektromagnetisnya.
Cahaya dipancarkan dari suatu benda dengan
fenomena sebagai berikut:
·
Pijar padat dan cair memancarkan
radiasi yang dapat dilihat
bila dipanaskan sampai
suhu
727˚C. Intensitas meningkat dan penampakan menjadi
semakin putih jika suhu naik.
· Muatan Listrik:
Jika
arus
listrik
dilewatkan
melalui
gas
maka atom dan
molekul memancarkan radiasi dimana spektrumnya merupakan karakteristik dari elemen yang ada.
· Electro luminescence:
Cahaya
dihasilkan jika
arus
listrik
dilewatkan
melalui padatan tertentu seperti semikonduktor
atau bahan yang mengandung fosfor.
·
Photoluminescence: Radiasi
pada
salah
satu
panjang gelombang
diserap,
biasanya
oleh
suatu padatan, dan dipancarkan kembali pada berbagai panjang gelombang. Bila radiasi yang
dipancarkan kembali tersebut merupakan fenomena yang dapat terlihat maka radiasi tersebut disebut fluorescence atau
phosphorescence.
Cahaya nampak, seperti yang dapat dilihat pada spektrum
elektromagnetik, diberikan
dalam Gambar 1, menyatakan
gelombang yang sempit diantara cahaya ultraviolet (UV) dan energi
inframerah (panas). Gelombang cahaya tersebut mampu
merangsang retina mata, yang menghasilkan sensasi
penglihatan yang disebut pandangan. Oleh karena itu, penglihatan
memerlukan mata yang berfungsi
dan cahaya yang nampak.
Gambar 1. Radiasi yang Tampak
? Definisi
dan Istilah yang Umum Digunakan
Lumen: Satuan flux cahaya; flux dipancarkan didalam
satuan unit sudut padatan oleh suatu
sumber dengan intensitas cahaya yang seragam
satu candela. Satu lux adalah satu lumen
per meter persegi. Lumen (lm) adalah
kesetaraan fotometrik dari watt,
yang memadukan respon mata “pengamat
standar”. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm.
Efficacy Beban Terpasang: Merupakan iluminasi/terang rata-rata yang dicapai pada suatu bidang kerja yang datar per watt pada pencahayaan umum didalam
ruangan yang dinyatakan dalam lux/W/m².
Perbandingan Efficacy Beban
Terpasang: Merupakan perbandingan efficacy beban
target dan beban terpasang.
Luminaire: Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu atau
beberapa lampu, termasuk rancangan
pendistribusian cahaya, penempatan dan perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan
daya.
Lux: Merupakan satuan metrik
ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai
titik pada area yang sudah ditentukan. Satu lux
setara dengan satu lumen per
meter persegi.
Tinggi mounting: Merupakan tinggi peralatan atau lampu
di atas bidang kerja.
Efficacy cahaya terhitung: Perbandingan keluaran lumen terhitung dengan pemakaian daya terhitung dinyatakan dalam lumens per watt.
Indeks Ruang: Merupakan perbandingan, yang berhubungan dengan ukuran bidang keseluruhan
terhadap tingginya diantara tinggi bidang
kerja dengan bidang titik lampu.
Efficacy Beban Target: Nilai efficacy beban terpasang yang dicapai
dengan efisiensi terbaik, dinyatakan dalam lux/W/m².
Faktor pemanfaatan (UF): Merupakan bagian flux cahaya
yang dipancarkan oleh lampu- lampu,
menjangkau
bidang kerja. Ini merupakan suatu ukuran efektivitas pola pencahayaan.
Intensitas Cahaya dan Flux:
Satuan intensitas
cahaya I adalah candela (cd) juga dikenal dengan international candle. Satu lumen setara dengan flux
cahaya, yang jatuh
pada setiap meter persegi (m2) pada lingkaran dengan radius satu meter (1m) jika sumber cahayanya isotropik
1-candela (yang bersinar sama
ke seluruh arah) merupakan
pusat isotropik lingkaran. Dikarenakan luas lingkaran dengan jari-
jari r adalah 4πr2, maka lingkaran dengan jari-jari 1m memiliki luas 4πm2, dan oleh karena itu flux cahaya total yang dipancarkan oleh sumber 1- cd adalah 4π1m. Jadi flux cahaya yang dipancarkan oleh
sumber cahaya isotropik dengan
intensitas I adalah:
Flux cahaya (lm)
= 4π × intensitas cahaya (cd)
Perbedaan antara
lux dan lumen adalah
bahwa lux berkenaan dengan luas areal pada mana flux menyebar
1000 lumens, terpusat pada satu areal dengan luas satu meter persegi, menerangi meter
persegi tersebut dengan cahaya 1000 lux. Hal yang sama untuk 1000
lumens, yang menyebar
ke sepuluh meter persegi,
hanya menghasilkan cahaya suram 100 lux.
Hukum Kuadrat Terbalik
Hukum kuadrat
terbalik mendefinisikan hubungan
antara pencahayaan dari sumber titik
dan jarak. Rumus ini menyatakan bahwa intensitas
cahaya per
satuan luas berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak dari sumbernya (pada
dasarnya jari-jari).
E = I / d 2
Dimana:
E = Emisi
cahaya
I = Intensitas cahaya
d = jarak
Bentuk lain dari persamaan ini yang lebih mudah adalah:
E1 d1² = E2 d2²
Jarak diukur dari titik uji ke permukaan yang pertama-tama kena cahaya – kawat lampu pijar jernih, atau kaca pembungkus dari lampu
pijar yang permukaannya seperti es.
Contoh: Jika seseorang mengukur
10 lm/m² dari sebuah cahaya
bola lampu pada jarak 1 meter, berapa kerapatan flux pada jarak
setengahnya?
Penyelesaian:
E1m =
(d2 / d1)² * E2
= (1,0 / 0,5)² * 10
= 40 lm/m²
? Suhu Warna
Suhu warna
dinyatakan dalam skala Kelvin (˚K), adalah penampakan warna dari lampu itu
sendiri dan cahaya yang dihasilkannya. Bayangkan sebuah balok baja yang dipanaskan secara terus menerus hingga berpijar, pertama-tama berwarna
oranye kemudian kuning dan seterusnya hingga
menjadi “putih panas”. Sewaktu-waktu selama pemanasan, kita dapat mengukur suhu logam dalam Kelvin
(Celsius
+
273)
dan
memberikan
angka
tersebut
kepada
warna
yang
dihasilkan. Hal ini merupakan
dasar teori untuk suhu warna. Untuk lampu pijar, suhu warna merupakan
nilai
yang
“sesungguhnya”;
untuk lampu
neon dan lampu dengan pelepasan intensitas
tinggi (HID), nilainya berupa perkiraan
dan disebut korelasi suhu warna. Di Industri, “suhu warna” dan “korelasi suhu warna” kadang-kadang
digunakan secara bergantian. Suhu
warna lampu membuat sumber cahaya akan nampak “hangat”, “netral” atau “sejuk”. Umumnya,
makin rendah suhu, makin hangat sumber, dan sebaliknya.
? Perubahan Warna
Kemampuan sumber cahaya merubah warna permukaan secara akurat dapat diukur dengan
baik oleh indeks perubahan warna. Indeks ini didasarkan pada ketepatan dimana serangkaian uji warna dipancarkan kembali
oleh lampu yang menjadi perhatian relatif terhadap lampu uji,
persesuaian yang sempurna akan diberi angka 100. Indeks
CIE memiliki keterbatasan, namun
cara ini merupakan cara yang sudah diterima
secara luas untuk sifat-sifat perubahan warna dari sumber cahaya.
Tabel 1. Penerapan kelompok perubahan warna
Kelompok
perubahan warna
|
Indeks(Ra) umum perubahan warna
CIE
|
Penerapan khusus
|
1A
|
Ra >
90
|
Dimana perubahan
warna yang akurat
diperlukan misal
pemeriksaan warna cetakan
|
1B
|
80 < Ra <
90
|
Dimana pertimbangan warna
yang akurat penting atau
perubahan warna
yang baik diperlukan untuk
alasan penampilan
misal cahaya peraga
|
2
|
60 < Ra < 80
|
Dimana perubahan
warna yang cukup/ moderate
diperlukan
|
3
|
40 < Ra <
60
|
Dimana perubahan warna
memiliki sedikit
arti namun
adanya penyimpangan
warna tidak dapat diterima
|
4
|
20 < Ra < 40
|
Dimana perubahan warna
tidak ada penting sama sekali
dan penyimpangan warna
dapat diterima
|
Kesalahpahaman yang umum terjadi adalah bahwa suhu warna dan perubahaan
warna keduanya menjelaskan sifat yang sama terhadap
lampu. Selain itu, suhu warna
menjelaskan penampilan warna sumber
cahaya dan cahaya yang dipancarkannya. Perubahan warna menjelaskan bagaimana
cahaya merubah warna suatu objek.
JENIS-JENIS SISTIM
PENCAHAYAAN
Bagian ini menjelaskan
berbagai jenis dan komponen sistim
pencahayaan.
Lampu Pijar
(GLS)
Lampu pijar bertindak
sebagai ‘badan abu-abu’
yang secara selektif memancarkan radiasi, dan hampir seluruhnya terjadi pada daerah nampak. Bola lampu terdiri dari hampa udara atau berisi gas,
yang dapat menghentikan oksidasi
dari kawat pijar
tungsten, namun tidak
akan menghentikan penguapan. Warna gelap bola lampu
dikarenakan tungsten yang teruapkan mengembun pada permukaan lampu yang relatif dingin. Dengan adanya gas inert,
akan menekan terjadinya
penguapan, dan semakin besar berat molekulnya
akan makin mudah menekan
terjadinya penguapan. Untuk lampu biasa dengan harga yang murah, digunakan campuran
argon nitrogen dengan perbandingan
9/1. Kripton atau
Xenon hanya digunakan
dalam penerapan khusus seperti lampu sepeda dimana bola lampunya
berukuran kecil, untuk mengimbangi
kenaikan harga, dan jika penampilan merupakan
hal yang penting.
Gas yang terdapat dalam bola pijar dapat menyalurkan panas dari kawat pijar, sehingga daya hantar yang rendah menjadi penting. Lampu yang berisi gas biasanya memadukan sekering dalam kawat timah. Gangguan kecil dapat menyebabkan pemutusan arus listrik, yang dapat menarik arus yang sangat tinggi. Jika patahnya kawat pijar merupakan akhir dari umur lampu, hal yang berbeda terjadi untuk kerusakan sekering.
Gambar 2. Lampu pijar dan Diagram Alir Energi Lampu Pijar |
Ciri-ciri:
·
Efficacy
– 12 lumens/Watt
·
Indeks Perubahan Warna
– 1A
·
Suhu Warna
- Hangat (2.500˚K – 2.700˚K)
·
Umur Lampu
– 1-2.000 jam
Lampu Tungsten--Halogen
Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar tungsten seperti lampu pijar
biasa yang digunakan di rumah, tetapi bola lampunya diisi dengan gas halogen. Atom tungsten menguap dari kawat pijar panas dan bergerak naik ke dinding pendingin
bola lampu. Atom tungsten,
oksigen dan halogen bergabung pada dinding bola lampu membentuk
molekul oksihalida tungsten. Suhu dinding bola lampu menjaga
molekul oksihalida tungsten dalam
keadaan uap. Molekul bergerak kearah kawat pijar panas dimana suhu tinggi memecahnya menjadi terpisah-pisah. Atom tungsten disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat
pijar – bukan ditempat yang sama dimana atom
diuapkan. Pemecahan biasanya terjadi dekat sambungan antara kawat pijar tungsten dan kawat timah molibdenum dimana suhu turun secara tajam.
Ciri-ciri:
·
Efficacy
– 18 lumens/Watt
·
Indeks Perubahan Warna – 1A
·
Suhu Warna – Hangat (3.000K-3.200K)
·
Umur Lampu – 2-4.000 jam
Kelebihan:
·
Lebih kompak
·
Umur lebih panjang
·
Lebih banyak cahaya
·
Cahaya lebih putih (suhu warna
lebih tinggi)
Kekurangan:
·
Lebih mahal
·
IR meningkat
·
UV meningkat
·
Masalah
handling
Lampu Neon
Ciri-ciri
lampu Neon
Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar dan dapat bertahan 10
hingga 20 kali lebih awet.
Dengan
melewatkan listrik melalui uap gas atau logam akan menyebabkan radiasi
elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan komposisi kimia dan tekanan
gasnya. Tabung neon memiliki
uap merkuri bertekanan rendah, dan
akan memancarkan sejumlah kecil radiasi biru/ hijau,
namun kebanyakan akan berupa
UV
pada
253,7nm dan 185nm.
Bagian dalam dinding
kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk menyerap
radiasi UV dan meneruskannya ke daerah nampak. Proses
ini memiliki efisiensi sekitar 50%.
Tabung neon merupakan lampu ‘katode panas’,
sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari proses
awal. Katodenya berupa
kawat pijar tungsten
dengan sebuah
lapisan barium karbonat.
Jika dipanaskan, lapisan ini akan mengeluarkan
elektron tambahan untuk membantu pelepasan. Lapisan ini tidak boleh
diberi pemanasan berlebih sebab umur lampu
akan berkurang. Lampu menggunakan
kaca soda kapur yang merupakan pemancar UV yang buruk. Jumlah merkurinya
sangat kecil, biasanya 12 mg. Lampu yang terbaru menggunakan amalgam merkuri, yang
kandungannya sekitar 5 mg. Hal ini memungkinkan
tekanan merkuri optimum berada
pada kisaran suhu yang lebih luas. Lampu ini sangat berguna bagi pencahayaan
luar ruangan karena memiliki
fitting yang kompak.
Gambar 4b. Diagram alir energi lampu neon |
Apa perbedaan lampu
neon T12, T10, T8, dan T5?
Keempat lampu tersebut memiliki diameter yang beragam (berbeda sekitar 1,5 inchi, yaitu 12/8 inchi untuk lampu T12 hingga 0,625 atau
5/8 inchi untuk lampu T5). Efficacy merupakan
lain yang membedakan satu lampu dari yang lainnya. Efficacy lampu T5 dan T8 lebih tinggi 5 persen dari lampu T12 yang 40-watt, dan telah menjadi pilihan paling populer untuk pemasangan lampu baru.
Pengaruh suhu
Operasi lampu yang paling efisien
dicapai bila suhu ambien berada
antara 20 dan 30°C untuk lampu neon.
Suhu yang lebih rendah menyebabkan
penurunan tekanan merkuri, yang berarti bahwa energi UV yang
diproduksi menjadi semakin sedikit; oleh karena itu, lebih sedikit energi UV yang berlaku sebagai fospor
sehingga sebagai hasilnya cahaya yang dihasilkan menjadi sedikit. Suhu yang tinggi menyebabkan pergeseran
dalam panjang gelombang
UV
yang
dihasilkan sehingga akan lebih dekat ke spektrum
tampak. Makin panjang
panjang gelombang UV
akan makin sedikit
pengaruhnya terhadap fospor,
dan oleh karena
itu keluaran cahaya
pun akan berkurang. Pengaruh
keseluruhannya adalah bahwa keluaran cahayanya
jatuh diatas dan dibawah kisaran suhu ambien yang optimal.
Ciri-ciri:
Halofosfat
·
Efficacy – 80 lumens/Watt
(gir HF menaikan nilai ini sebesar 10%)
·
Indeks
Perubahan Warna –2-3
·
Suhu
Warna – apa saja
·
Umur Lampu
7-15.000 jam
Tri-fosfor
·
Efficacy – 90 lumens/Watt
·
Indeks
Perubahan Warna –1A-1B
·
Suhu
Warna – apa saja
·
Umur
Lampu 7-15.000 jam
Betway Casino Site Review & Bonus Offers – December 2021
BalasHapusBetway Casino is a great online casino to play on. They are one of the newer and popular ones luckyclub.live to play in Nigeria but are very well respected and Live Casino: LiveAware CasinoLive Betway Casino: Live Dealer Rating: 5 · Review by LuckyClub