Rabu, 11 Juli 2012

PERAN PERUSAHAAN MANUFACTUNG





TEKNOLOGI PERUSAHAAN



Pada periode boom, perusahaan yang masuk ke dalam industri dengan tingkat teknologi yang lebih tinggi. Secara total, pada masa boom, teknologi yang masuk ke dalam industri menjadi lebih kecil. Untuk rata-rata perusahaan, pada masa boom dan bust tidak ada perbedaan teknologi yang signifikan.


PERUSAHAAN MANUFACTURING


Sebagian besar sub industri manufaktur memiliki ketergantungan yang lebih besar terhadap tenaga kerja dan sebaliknya terhadap modal. Pertambahan 1 unit barang modal memberikan pertambahan yang lebih kecil dibandingkan dengan pertambahan 1 unit tenaga kerja.

Hasil pengolahan data panel (random effect) untuk setiap industri 2 digit tahun 1990-2006 menunjukkan sub industri raw materials (yang juga merupakan ekspor utama Indonesia) memiliki ketergantungan besar terhadap tenaga kerja dengan rata-rata koefisien 0,17. Sementara sub industri mesin, telekomunikasi, komputer, memiliki ketergantungan yang lebih besar terhadap barang modal (0,22). Total koefisien modal dan tenaga kerja juga menunjukan kecenderungan industri manufaktur memiliki pola increasing return to scale, kecuali sub industri minyak olahan. Pertambahan input yang mendorong output terbesar dimiliki oleh sub industri radio, televisi, dan telekomunikasi dan beberapa industri yang cenderung memiliki tingkat teknologi yang tinggi. Oleh karena itu, peningkatan jumlah tenaga kerja di industri berbasis teknologi diperlukan, dengan kombinasi tenaga kerja dan modal yang tinggi, akan menghasilkan output lebih banyak. Selain peran modal dan tenaga kerja, teknologi juga memiliki kontribusi terhadap output. Sub industri dengan teknologi yang terbesar adalah pengolahan padi, barang dari minyak dan gas bumi, serta alat komunikasi. Sementara sub industri tembakau, tanah liat, dan peralatan fotografi memiliki teknologi yang relatif lebih kecil.

Apabila dibandingkan tahun 1990, tingkat teknologi yang dimiliki industri saat ini mengalami peningkatan. Akan tetapi pertumbuhan teknologi sejak tahun 2000-2006 mengalami perlambatan. Peningkatan teknologi terbesar adalah sub industri serat buatan (rata-rata pertumbuhan7 adalah 14.85% per tahun) sementara pertumbuhan teknologi yang terkecil adalah komponen elektronik (rata-rata pertumbuhan 2.50% per tahun). Pada keseluruhan periode waktu (boom/bust), perusahaan yang memasuki industri memiliki tingkat teknologi yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang bertahan/keluar dari industri tersebut. Teknologi perusahaan menunjukkan penggunaan teknologi dalam memproduksi output, sehingga teknologi perusahaan yang semakin tinggi akan meningkatkan output. Hasil estimasi panel logit menunjukkan bahwa pada periode bust, perusahaan yang masuk industri memiliki teknologi yang lebih kecil daripada pada masa boom . Hasil estimasi ini sejalan dengan hipotesa awal.

Apabila dilihat perilaku perusahaan secara detail, pada masa bust perusahan yang masuk dengan teknologi terendah adalah industri kayu dan produk-produk kayu (20). Sementara pada masa boom perekonomian, perusahaan yang masuk ke dalam industri memiliki teknologi yang lebih besar. Semakin besar teknologi perusahaan maka peluang perusahaan untuk memasuki industri semakin besar. Sensitivitas terbesar adalah industri makanan dan minuman.


Distribusi Perusahaan Berdasarkan Teknologi yang digunakan

Tabel 2. Distribusi Perusahaan Tahun 20
Berdasarkan Teknologi06

ISIC
Kecil
Sedang
Besar
15
0%
81%
19%
16
100%
0%
0%
17
0%
100%
0%
18
2%
98%
0%
19
0%
100%
0%
20
66%
34%
0%
21
0%
100%
0%
22
0%
70%
30%
23
0%
0%
100%
24
0%
0%
100%
25
0%
29%
71%
26
49%
38%
12%
27
0%
0%
100%
28
0%
0%
100%
29
0%
42%
58%
30
0%
0%
100%
31
0%
24%
76%
32
0%
0%
100%
33
53%
36%
10%
34
0%
28%
72%
35
1%
41%
57%
36
0%
100%
0%
37
9%
91%
0%
Total
14%
63%
23%




























Sumber : Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober 2010


Tabel . Keterangan Kode Kelompok Industri8
Kode ISIC
Keterangan
15
Manufacture Of Food Products and Beverages
16
Manufacture Of Tobacco Products
17
Manufacture Of Textiles
18
Manufacture Of Wearing Apparel; Dressing and Dyeing
19
Tanning and Dressing Of Leather; Manufacture Of
20
Manufacture Of Wood And Of Products Of Wood And
21
Manufacture Of Paper and Paper Products
22
Publishing, Printing and Reproduction Of Recorded
23
Manufacture Of Coke, Refined Petroleum Products
24
Manufacture Of Chemicals and Chemical Products
25
Manufacture Of Rubber and Plastics Products
26
Manufacture Of Other Non-Metallic Mineral Products
27
Manufacture Of Basic Metals
28
Manufacture Of Fabricated Metal Products
29
Manufacture Of Machinery and Equipment N.E.C.
30
Manufacture Of Office, Accounting and Computing
31
Manufacture Of Electrical Machinery And Apparatus
32
Manufacture Of Radio, Television and Communication
33
Manufacture Of Medical, Precision and Optical
34
Manufacture Of Motor Vehicles, Trailers
35
Manufacture Of Other Transport Equipment
36
Manufacture Of Furniture; Manufacture N.E.C.

Sumber : Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober 2010


KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN


Berdasarkan hasil analisis kualitatif dan kuantitatif yang telah dilakukan dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :

  1. Perubahan kondisi ekonomi ditunjukkan dengan perbedaan tingkat perusahaan yang keluar/masuk. Pada masa krisis ekonomi tahun 1997-1998, terjadi exit rate yang tinggi, sementara perusahaan yang masuk relatif lebih sedikit.


  1. Karakteristik perusahaan yang masuk ke dalam industri :

o   Pada periode boom, peningkatan peluang perusahaan untuk masuk ke dalam industri sejalan dengan pertambahan modal dan teknologi. Sementara peluang perusahaan untuk masuk pada masa boom berhubungan negatif dengan jumlah tenaga kerja, biaya produksi, serta tingkat konsentrasi pasar.
o   Peluang perusahaan untuk memasuki industri selama periode bust akan meningkat dengan penurunan modal dan ukuran, biaya tenaga kerja produksi, teknologi dan konsentrasi pasar.

  1. Terdapat beberapa industri yang membutuhkan ukuran yang besar baik dari sisi modal 
    maupun tenaga kerja untuk memasuki industri tersebut, yaitu sub industri radio dan telekomunikasi, serta karet dan plastik.

    4.  Karakteristik perusahaan yang keluar dari industri :
Pada periode boom/bust, peluang perusahaan untuk keluar dari industri akan lebih besar apabila biaya tenaga kerja produksi meningkat, ukuran perusahaan menurun, dan modal yang menurun.

  Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat ditarik beberapa rekomendasi kebijakan. Sensitivitas perusahaan terhadap modal lebih besar pada masa boom dibandingkan masa bust. Hal tersebut memberikan konsekuensi, kebijakan untuk meningkatkan modal akan lebih efektif meningkatkan peluang perusahaan masuk industri pada masa boom. Sementara penguatan modal perusahaan pada masa bust akan mencegah perusahaan untuk keluar dari industri. Oleh karena itu, dalam rangka menguatkan industri manufaktur pada masa bust, insentif yang
lebih besar dibutuhkan perusahaan untuk memperkuat permodalan.

   Hasil pengolahan data juga menunjukkan perusahaan dengan ukuran besar memiliki peluang yang besar untuk bertahan dalam industri, hal tersebut terkait dengan economic of scale. Sementara perusahaan kecil lebih rentan untuk masuk dan keluar pada masa boom/ bust. Pada masa bust dalam perekonomian, biaya tenaga kerja produksi perlu ditekan karena
akan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk masuk atau keluar perusahaan.

 Sementara pengurangan biaya produksi pada masa boom, hanya akan mengurangi perusahaan yang masuk ke dalam industri. Pada periode boom, peluang perusahaan untuk memasuki industri lebih besar untuk perusahaan dengan teknologi yang besar. Sementara pada masa bust, peluang perusahaan untuk memasuki industri lebih besar dengan teknologi rendah, ukuran yang kecil dan tingkat konsentrasi pasar yang rendah. Oleh karena itu, industri dengan skala kecil dan teknologi yang rendah memiliki peran yang penting untuk counter cycling perekonomian pada masa bust    



PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI




SIKLUS MANUFACTURING


Sektor industri merupakan sektor yang signifikan kontribusinya dalam perekonomian. Pada tahun 1967 - 1997, pertumbuhan sektor industri hampir selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut memiliki rata-rata sebesar 6,1% sementara pertumbuhan sektor industri mencapai 10,3% per tahun. Pada masa tersebut berbagai kebijakan dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan sektor industri diantaranya subtitusi impor dan orientasi ekspor (Grafik II.6).

Perubahan besar terjadi pada tahun 1997-2004, pada masa tersebut terjadi krisis dalam perekonomian dan pertumbuhan sektor industri hanya mencapai 3,1%. Setelah tahun 1997, pertumbuhan sektor industri selalu berada di bawah pertumbuhan ekonomi. Akibat penurunan pertumbuhan tersebut, pemerintah melakukan revitalisasi dan restrukturisasi industri. Apabila dilihat kontribusi sektor industri terhadap perekonomian Indonesia, sampai dengan tahun 2004, rata-rata sektor industri memiliki kontribusi sebesar 26.9% terhadap perekonomian, dimana 86,5 % kontribusi tersebut berasal dari industri non migas.



UKURAN PERUSAHAAN


Secara umum ukuran perusahaan yang masuk adalah perusahaan dengan ukuran yang kecil, kecuali perusahaan yang berada pada sub industri peralatan kesehatan. Begitupula perusahaan yang keluar dari industri merupakan perusahaan dengan ukuran perusahaan yang relatif kecil, kecuali perusahaan pada sub industri mesin, radio, dan telekomunikasi. Secara total, pada periode boom, pengurangan total ukuran perusahaan terjadi akibat dinamika perusahaan yang masuk dan keluar. Apabila ukuran perusahaan dibandingkan pada periode boom dan bust, tidak ada perbedaan signifikan di kedua periode tersebut.

Begitupula apabila dilihat dari nilai produksi, perusahaan yang masuk ke dalam industri memiliki nilai produksi yang lebih kecil, kecuali sub industri logam dasar serta peralatan telekomunikasi dan kesehatan. Begitupula perilaku perusahaan yang keluar juga memiliki nilai produksi yang lebih kecil, kecuali perusahaan sub industri logam dasar. Pada masa boom dalam perekonomian, nilai produksi perusahaan yang bertahan lebih besar daripada masa bust, akan tetapi dinamika perusahaan yang masuk dan keluar memberikan penurunan terhadap nilai produksi secara total.


Pada hasil pengolahan dengan menggunakan multinomial panel logit juga ditunjukkandengan k oefisien negatif baik pada masa bust dan boom. Perbedaan ini juga menunjukkan, perusahaan-perusahaan yang masuk pada masa bust dan boom perekonomian memiliki ukuran yang relatif lebih kecil daripada perusahaan yang berada dalam industri tersebut sebelumnya. Hasil empiris ini juga menunjukkan bahwa pada masa boom sekalipun jumlah perusahaan yang masuk ke dalam industri lebih besar, tetapi ukuran perusahaannya lebih kecil daripada masa bust.


Di sisi lain, koefisien negatif menunjukkan semakin besar jumlah tenaga kerja produksi
akan menurunkan probabilitas perusahaan keluar atau dengan kata lain perusahaan akan memilih bertahan dalam industri. Sensitivitas tersebut lebih besar pada masa boom dibandingkan masa bust. Pada masa boom, semakin besar ukuran perusahaan akan mengurangi probabilitas perusahaan keluar lebih besar dibandingkan masa bust. Atau dengan kata lain, perusahaan mudah keluar pada masa bust. Apabila dilihat sensitivitas ukuran perusahaan terhadap probabilitas perusahaan keluar dari industri secara lebih detil, hampir seluruh perusahaan memiliki perilaku yang sama dengan total industri.


BIAYA PRODUKSI


LAPORAN KEUANGAN MANUFACTURING

Semakin besar biaya produksi yang didekati dengan upah pekerja produksi akan mengurangi peluang perusahaan yang masuk ke dalam industri. Perilaku tersebut berlaku baik pada masa boom atau bust dalam perekonomian. Pada masa bust perekonomian sensitivitas kenaikan biaya produksi lebih kecil daripada masa boom . Sensitivitas negatif ini juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahan yang masuk memiliki upah produksi yang lebih kecil dibandingkan perusahaan yang tetap dalam industri. Di sisi lain, hasil empiris multinomial panel logit juga menunjukkan bahwa upah produksi perusahaan yang masuk pada masa boom lebih kecil daripada masa bust. Perilaku yang terjadi pada keseluruhan industri tersebut juga terjadi pada sebagian besar sub industri. Pada masa bust dalam perekonomian, kenaikan biaya produksi akan berpengaruh paling besar pada industri makanan dan minuman (15), sementara pada masa boom industri pakaian jadi(19) memiliki sensitivitas terbesar terhadap biaya produksi.


KARAKTERISTIK PERUSAHAAN MANUFAKTUR


Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi, penjualan dan administrasi/umum. Secara fisik kegiatan ini sering juga dipisahkan sehingga dalam suatu perusahaan terdapat tiga bagian atau unit kerja tersebut. Barang yang dihasilkan oleh kegiatan pengolahan (pabrik) yang ditransfer ke gudang dan siap dijual disebut barang jadi atau produk jadi (finished goods). Barang jadi diolah dari bahan utama yang disebut dengan bahan baku atau bahan langsung (direct material) atau bahan mentah (raw material). Untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi diperlukan tenaga kerja (labor) dan fasilitas fisik atau penunjang. Tenaga kerja yang langsung mengerjakan barang dan biasanya dibayar atas dasar unit yang dihasilkan (misalnya penjahit dalam perusahaan pakaian jadi) disebut dengan tenaga kerja langsung (direct labor) sedangkan tenaga kerja yang terdiri atas orangorang yang bekerja di pabrik tetapi tidak secara langsung menengani atau mengerjakan
barang (misalnya mandor, perancang model pakaian dalam perusahaan pakaian jadi, pegawai administrasi pabrik) disebut dengan tenaga kerja tidak langsung (inderect labor).


Penggolongan Biaya sesuai dengan Fungsi Pokok dari Kegiatan Aktivitas Perusahaan

  1. Biaya Produksi Barang

Jumlah rupiah atau kos yang melekat pada barang jadi yang diproduksi dalam suatu periode dan ditransfer ke gudang barang jadi disebut dengan harga produksi atau harga produksi barang (cost of goods manufactured). Bila perusahaan tidak memproduksi sendiri barang jadi tersebut maka harga produksi ini akan setara dengan pembelian dalam perusahaan perdagangan. Dengan demikian, harga produksi ini akan merupakan komponen yang membentuk harga barang terjual seperti padaperusahaan perdagangan. Kalau ditinjau dari kegiatan produksi dalam pabrik maka harga produksi akan terdiri atas 3 komponen yaitu :

a.      Biaya Bahan Baku

Merupakan jumlah rupiah (biaya) yang melekat pada bahan baku yang dimasukkan dalam produksi (cost of raw material used). Biaya bahan baku ini terdiri atas semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh bahan baku sampai bahan baku siap diproduksi. Harga bahan baku, ongkos angkut pembelian bahan baku, potongan dan retur merupakan elemen yang membentuk biaya bahan baku.

b.      Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Costs).

Merupakan biaya yang melekat pada atau berkaitan dengan tenaga kerja langsung. Yang membentuk biaya tenaga kerja langsung biasanya tidak hanya gaji atau upah saja tetapi termasuk pengeluaran lain yang berkaitan dengan tenaga kerja (labor-related costs) misalnya uang lembur, tunjangan, iuran pensiun dan sebagainya.

c.       Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead Costs)

Merupakan jumlah rupiah yang melekat pada fasilitas fisik dan penunjang dalam memproduksi barang. Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik ini adalah antara lain :

ü  Biaya tenaga kerja tidak langsung
ü  Depresiasi mesin dan perlengkapannya.
ü  Biaya bahan penolong/pembantu.
ü  Bahan habis pakai pabrik.
ü  Listrik dan air yang digunakan dalam pabrik.
ü  Asuransi untuk fasilitas fisik pabrik.

  1. Biaya Pemasaran

Yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Meliputi biaya untuk melaksanakan (1) fungsi penjualan; (2) fungsi pergudangan produk selesai; (3) fungsi pengepakan dan pengiriman; (4) fungsi3. Biaya Administrasi dan Umum Yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini gaji pimpinan tertinggi perusahaan, personalia, sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakan, keamanan dan sebagainya.


BUKU PADUAN BISNIS MANUFACTURNING








Tidak ada komentar:

Posting Komentar