TEKNOLOGI PERUSAHAAN
Pada periode boom, perusahaan yang masuk ke dalam industri
dengan tingkat teknologi yang lebih tinggi. Secara total, pada masa boom,
teknologi yang masuk ke dalam industri menjadi lebih kecil. Untuk rata-rata
perusahaan, pada masa boom dan bust tidak ada perbedaan teknologi yang
signifikan.
PERUSAHAAN MANUFACTURING |
Sebagian besar sub industri manufaktur memiliki ketergantungan
yang lebih besar terhadap tenaga kerja dan sebaliknya terhadap modal.
Pertambahan 1 unit barang modal memberikan pertambahan yang lebih kecil
dibandingkan dengan pertambahan 1 unit tenaga kerja.
Hasil pengolahan data panel (random effect) untuk setiap
industri 2 digit tahun 1990-2006 menunjukkan sub industri raw materials (yang
juga merupakan ekspor utama Indonesia) memiliki ketergantungan besar terhadap
tenaga kerja dengan rata-rata koefisien 0,17. Sementara sub industri mesin,
telekomunikasi, komputer, memiliki ketergantungan yang lebih besar terhadap
barang modal (0,22). Total koefisien modal dan tenaga kerja juga menunjukan
kecenderungan industri manufaktur memiliki pola increasing return to scale,
kecuali sub industri minyak olahan. Pertambahan input yang mendorong output
terbesar dimiliki oleh sub industri radio, televisi, dan telekomunikasi dan
beberapa industri yang cenderung memiliki tingkat teknologi yang tinggi. Oleh
karena itu, peningkatan jumlah tenaga kerja di industri berbasis teknologi
diperlukan, dengan kombinasi tenaga kerja dan modal yang tinggi, akan
menghasilkan output lebih banyak. Selain peran modal dan tenaga kerja,
teknologi juga memiliki kontribusi terhadap output. Sub industri dengan
teknologi yang terbesar adalah pengolahan padi, barang dari minyak dan gas
bumi, serta alat komunikasi. Sementara sub industri tembakau, tanah liat, dan
peralatan fotografi memiliki teknologi yang relatif lebih kecil.
Apabila dibandingkan tahun 1990, tingkat teknologi yang
dimiliki industri saat ini mengalami peningkatan. Akan tetapi pertumbuhan
teknologi sejak tahun 2000-2006 mengalami perlambatan. Peningkatan teknologi terbesar
adalah sub industri serat buatan (rata-rata pertumbuhan7 adalah 14.85% per
tahun) sementara pertumbuhan teknologi yang terkecil adalah komponen elektronik
(rata-rata pertumbuhan 2.50% per tahun). Pada keseluruhan periode waktu
(boom/bust), perusahaan yang memasuki industri memiliki tingkat teknologi yang
lebih besar dibandingkan perusahaan yang bertahan/keluar dari industri
tersebut. Teknologi perusahaan menunjukkan penggunaan teknologi dalam memproduksi
output, sehingga teknologi perusahaan yang semakin tinggi akan meningkatkan output.
Hasil estimasi panel logit menunjukkan bahwa pada periode bust, perusahaan yang
masuk industri memiliki teknologi yang lebih kecil daripada pada masa boom .
Hasil estimasi ini sejalan dengan hipotesa awal.
Apabila dilihat perilaku perusahaan secara detail, pada masa
bust perusahan yang masuk dengan teknologi terendah adalah industri kayu dan
produk-produk kayu (20). Sementara pada masa boom perekonomian, perusahaan yang
masuk ke dalam industri memiliki teknologi yang lebih besar. Semakin besar
teknologi perusahaan maka peluang perusahaan untuk memasuki industri semakin
besar. Sensitivitas terbesar adalah industri makanan dan minuman.
Distribusi Perusahaan Berdasarkan Teknologi yang digunakan
Tabel
2. Distribusi Perusahaan Tahun 20
Berdasarkan
Teknologi06
ISIC
|
Kecil
|
Sedang
|
Besar
|
15
|
0%
|
81%
|
19%
|
16
|
100%
|
0%
|
0%
|
17
|
0%
|
100%
|
0%
|
18
|
2%
|
98%
|
0%
|
19
|
0%
|
100%
|
0%
|
20
|
66%
|
34%
|
0%
|
21
|
0%
|
100%
|
0%
|
22
|
0%
|
70%
|
30%
|
23
|
0%
|
0%
|
100%
|
24
|
0%
|
0%
|
100%
|
25
|
0%
|
29%
|
71%
|
26
|
49%
|
38%
|
12%
|
27
|
0%
|
0%
|
100%
|
28
|
0%
|
0%
|
100%
|
29
|
0%
|
42%
|
58%
|
30
|
0%
|
0%
|
100%
|
31
|
0%
|
24%
|
76%
|
32
|
0%
|
0%
|
100%
|
33
|
53%
|
36%
|
10%
|
34
|
0%
|
28%
|
72%
|
35
|
1%
|
41%
|
57%
|
36
|
0%
|
100%
|
0%
|
37
|
9%
|
91%
|
0%
|
Total
|
14%
|
63%
|
23%
|
Sumber : Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan,
Oktober 2010
Tabel
. Keterangan Kode Kelompok Industri8
Kode ISIC
|
Keterangan
|
15
|
Manufacture Of Food Products and
Beverages
|
16
|
Manufacture Of Tobacco Products
|
17
|
Manufacture Of Textiles
|
18
|
Manufacture Of Wearing Apparel; Dressing
and Dyeing
|
19
|
Tanning and Dressing Of Leather;
Manufacture Of
|
20
|
Manufacture Of Wood And Of Products Of
Wood And
|
21
|
Manufacture Of Paper and Paper Products
|
22
|
Publishing, Printing and Reproduction Of
Recorded
|
23
|
Manufacture Of Coke, Refined Petroleum
Products
|
24
|
Manufacture Of Chemicals and Chemical
Products
|
25
|
Manufacture Of Rubber and Plastics
Products
|
26
|
Manufacture Of Other Non-Metallic
Mineral Products
|
27
|
Manufacture Of Basic Metals
|
28
|
Manufacture Of Fabricated Metal Products
|
29
|
Manufacture Of Machinery and Equipment N.E.C.
|
30
|
Manufacture Of Office, Accounting and
Computing
|
31
|
Manufacture Of Electrical Machinery And
Apparatus
|
32
|
Manufacture Of Radio, Television and
Communication
|
33
|
Manufacture Of Medical, Precision and
Optical
|
34
|
Manufacture Of Motor Vehicles, Trailers
|
35
|
Manufacture Of Other Transport Equipment
|
36
|
Manufacture Of Furniture; Manufacture
N.E.C.
|
Sumber : Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan,
Oktober 2010
KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
Berdasarkan hasil analisis kualitatif dan kuantitatif yang
telah dilakukan dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
- Perubahan kondisi ekonomi
ditunjukkan dengan perbedaan tingkat perusahaan yang keluar/masuk. Pada
masa krisis ekonomi tahun 1997-1998, terjadi exit rate yang tinggi,
sementara perusahaan yang masuk relatif lebih sedikit.
- Karakteristik perusahaan yang
masuk ke dalam industri :
o
Pada periode boom, peningkatan peluang
perusahaan untuk masuk ke dalam industri sejalan dengan pertambahan modal dan
teknologi. Sementara peluang perusahaan untuk masuk pada masa boom berhubungan
negatif dengan jumlah tenaga kerja, biaya produksi, serta tingkat konsentrasi
pasar.
o
Peluang perusahaan untuk memasuki
industri selama periode bust akan meningkat dengan penurunan modal dan ukuran,
biaya tenaga kerja produksi, teknologi dan konsentrasi pasar.
- Terdapat beberapa industri yang
membutuhkan ukuran yang besar baik dari sisi modal
maupun tenaga kerja untuk memasuki industri tersebut, yaitu sub industri radio dan telekomunikasi, serta karet dan plastik.
4. Karakteristik
perusahaan yang keluar dari industri :
Pada
periode boom/bust, peluang perusahaan untuk keluar dari industri akan lebih
besar apabila biaya tenaga kerja produksi meningkat, ukuran perusahaan menurun,
dan modal yang menurun.
Berdasarkan kesimpulan
tersebut dapat ditarik beberapa rekomendasi kebijakan. Sensitivitas perusahaan
terhadap modal lebih besar pada masa boom dibandingkan masa bust. Hal tersebut
memberikan konsekuensi, kebijakan untuk meningkatkan modal akan lebih efektif meningkatkan
peluang perusahaan masuk industri pada masa boom. Sementara penguatan modal
perusahaan pada masa bust akan mencegah perusahaan untuk keluar dari industri. Oleh
karena itu, dalam rangka menguatkan industri manufaktur pada masa bust, insentif
yang
lebih besar dibutuhkan perusahaan untuk memperkuat permodalan.
Hasil pengolahan data
juga menunjukkan perusahaan dengan ukuran besar memiliki peluang yang besar
untuk bertahan dalam industri, hal tersebut terkait dengan economic of scale. Sementara
perusahaan kecil lebih rentan untuk masuk dan keluar pada masa boom/ bust. Pada
masa bust dalam perekonomian, biaya tenaga kerja produksi perlu ditekan karena
akan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk masuk atau keluar
perusahaan.
Sementara pengurangan
biaya produksi pada masa boom, hanya akan mengurangi perusahaan yang masuk ke
dalam industri. Pada periode boom, peluang perusahaan untuk memasuki industri
lebih besar untuk perusahaan dengan teknologi yang besar. Sementara pada masa
bust, peluang perusahaan untuk memasuki industri lebih besar dengan teknologi
rendah, ukuran yang kecil dan tingkat konsentrasi pasar yang rendah. Oleh
karena itu, industri dengan skala kecil dan teknologi yang rendah memiliki
peran yang penting untuk counter cycling perekonomian pada masa bust
PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
SIKLUS MANUFACTURING |
Sektor industri merupakan sektor yang signifikan kontribusinya
dalam perekonomian. Pada tahun 1967 - 1997, pertumbuhan sektor industri hampir
selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pada periode
tersebut memiliki rata-rata sebesar 6,1% sementara pertumbuhan sektor industri
mencapai 10,3% per tahun. Pada masa tersebut berbagai kebijakan dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan sektor industri diantaranya subtitusi impor dan
orientasi ekspor (Grafik II.6).
Perubahan besar terjadi pada tahun 1997-2004, pada masa
tersebut terjadi krisis dalam perekonomian dan pertumbuhan sektor industri
hanya mencapai 3,1%. Setelah tahun 1997, pertumbuhan sektor industri selalu
berada di bawah pertumbuhan ekonomi. Akibat penurunan pertumbuhan tersebut,
pemerintah melakukan revitalisasi dan restrukturisasi industri. Apabila dilihat
kontribusi sektor industri terhadap perekonomian Indonesia, sampai dengan tahun
2004, rata-rata sektor industri memiliki kontribusi sebesar 26.9% terhadap
perekonomian, dimana 86,5 % kontribusi tersebut berasal dari industri non
migas.
UKURAN PERUSAHAAN
Secara umum ukuran perusahaan yang masuk adalah perusahaan
dengan ukuran yang kecil, kecuali perusahaan yang berada pada sub industri
peralatan kesehatan. Begitupula perusahaan yang keluar dari industri merupakan
perusahaan dengan ukuran perusahaan yang relatif kecil, kecuali perusahaan pada
sub industri mesin, radio, dan telekomunikasi. Secara total, pada periode boom,
pengurangan total ukuran perusahaan terjadi akibat dinamika perusahaan yang
masuk dan keluar. Apabila ukuran perusahaan dibandingkan pada periode boom dan
bust, tidak ada perbedaan signifikan di kedua periode tersebut.
Begitupula apabila dilihat dari nilai produksi, perusahaan yang
masuk ke dalam industri memiliki nilai produksi yang lebih kecil, kecuali sub
industri logam dasar serta peralatan telekomunikasi dan kesehatan. Begitupula
perilaku perusahaan yang keluar juga memiliki nilai produksi yang lebih kecil,
kecuali perusahaan sub industri logam dasar. Pada masa boom dalam perekonomian,
nilai produksi perusahaan yang bertahan lebih besar daripada masa bust, akan tetapi
dinamika perusahaan yang masuk dan keluar memberikan penurunan terhadap nilai produksi
secara total.
Pada hasil pengolahan dengan menggunakan multinomial panel
logit juga ditunjukkandengan k oefisien negatif baik pada masa bust dan boom.
Perbedaan ini juga menunjukkan, perusahaan-perusahaan yang masuk pada masa bust
dan boom perekonomian memiliki ukuran yang relatif lebih kecil daripada
perusahaan yang berada dalam industri tersebut sebelumnya. Hasil empiris ini
juga menunjukkan bahwa pada masa boom sekalipun jumlah perusahaan yang masuk ke
dalam industri lebih besar, tetapi ukuran perusahaannya lebih kecil daripada
masa bust.
Di sisi lain, koefisien negatif menunjukkan semakin besar
jumlah tenaga kerja produksi
akan menurunkan probabilitas perusahaan keluar atau dengan kata
lain perusahaan akan memilih bertahan dalam industri. Sensitivitas tersebut
lebih besar pada masa boom dibandingkan masa bust. Pada masa boom, semakin
besar ukuran perusahaan akan mengurangi probabilitas perusahaan keluar lebih
besar dibandingkan masa bust. Atau dengan kata lain, perusahaan mudah keluar
pada masa bust. Apabila dilihat sensitivitas ukuran perusahaan terhadap
probabilitas perusahaan keluar dari industri secara lebih detil, hampir seluruh
perusahaan memiliki perilaku yang sama dengan total industri.
BIAYA PRODUKSI
LAPORAN KEUANGAN MANUFACTURING |
Semakin besar biaya produksi yang didekati dengan upah pekerja
produksi akan mengurangi peluang perusahaan yang masuk ke dalam industri.
Perilaku tersebut berlaku baik pada masa boom atau bust dalam perekonomian.
Pada masa bust perekonomian sensitivitas kenaikan biaya produksi lebih kecil
daripada masa boom . Sensitivitas negatif ini juga menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahan yang masuk memiliki upah produksi yang lebih kecil
dibandingkan perusahaan yang tetap dalam industri. Di sisi lain, hasil empiris multinomial
panel logit juga menunjukkan bahwa upah produksi perusahaan yang masuk pada
masa boom lebih kecil daripada masa bust. Perilaku yang terjadi pada
keseluruhan industri tersebut juga terjadi pada sebagian besar sub industri.
Pada masa bust dalam perekonomian, kenaikan biaya produksi akan berpengaruh
paling besar pada industri makanan dan minuman (15), sementara pada masa boom
industri pakaian jadi(19) memiliki sensitivitas terbesar terhadap biaya
produksi.
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Dalam perusahaan
manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,
penjualan dan administrasi/umum. Secara fisik kegiatan ini sering juga dipisahkan
sehingga dalam suatu perusahaan terdapat tiga bagian atau unit kerja tersebut. Barang
yang dihasilkan oleh kegiatan pengolahan (pabrik) yang ditransfer ke gudang dan
siap dijual disebut barang jadi atau produk jadi (finished goods). Barang jadi
diolah dari bahan utama yang disebut dengan bahan baku atau bahan langsung (direct
material) atau bahan mentah (raw material). Untuk mengubah bahan mentah menjadi
barang jadi diperlukan tenaga kerja (labor) dan fasilitas fisik atau penunjang.
Tenaga kerja yang langsung mengerjakan barang dan biasanya dibayar atas dasar
unit yang dihasilkan (misalnya penjahit dalam perusahaan pakaian jadi) disebut
dengan tenaga kerja langsung (direct labor) sedangkan tenaga kerja yang terdiri
atas orangorang yang bekerja di pabrik tetapi tidak secara langsung menengani
atau mengerjakan
barang (misalnya
mandor, perancang model pakaian dalam perusahaan pakaian jadi, pegawai
administrasi pabrik) disebut dengan tenaga kerja tidak langsung (inderect labor).
Penggolongan Biaya
sesuai dengan Fungsi Pokok dari Kegiatan Aktivitas Perusahaan
- Biaya Produksi
Barang
Jumlah rupiah
atau kos yang melekat pada barang jadi yang diproduksi dalam suatu periode dan
ditransfer ke gudang barang jadi disebut dengan harga produksi atau harga
produksi barang (cost of goods manufactured). Bila perusahaan tidak memproduksi
sendiri barang jadi tersebut maka harga produksi ini akan setara dengan pembelian
dalam perusahaan perdagangan. Dengan demikian, harga produksi ini akan merupakan
komponen yang membentuk harga barang terjual seperti padaperusahaan
perdagangan. Kalau ditinjau dari kegiatan produksi dalam pabrik maka harga
produksi akan terdiri atas 3 komponen yaitu :
a.
Biaya
Bahan Baku
Merupakan jumlah
rupiah (biaya) yang melekat pada bahan baku yang dimasukkan dalam produksi
(cost of raw material used). Biaya bahan baku ini terdiri atas semua
pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh bahan baku sampai bahan
baku siap diproduksi. Harga bahan baku, ongkos angkut pembelian bahan baku,
potongan dan retur merupakan elemen yang membentuk biaya bahan baku.
b.
Biaya
Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Costs).
Merupakan biaya
yang melekat pada atau berkaitan dengan tenaga kerja langsung. Yang membentuk
biaya tenaga kerja langsung biasanya tidak hanya gaji atau upah saja tetapi
termasuk pengeluaran lain yang berkaitan dengan tenaga kerja (labor-related
costs) misalnya uang lembur, tunjangan, iuran pensiun dan sebagainya.
c.
Biaya
Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead Costs)
Merupakan jumlah
rupiah yang melekat pada fasilitas fisik dan penunjang dalam memproduksi
barang. Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik ini adalah antara lain :
ü Biaya
tenaga kerja tidak langsung
ü Depresiasi
mesin dan perlengkapannya.
ü Biaya
bahan penolong/pembantu.
ü Bahan
habis pakai pabrik.
ü Listrik
dan air yang digunakan dalam pabrik.
ü Asuransi
untuk fasilitas fisik pabrik.
- Biaya Pemasaran
Yaitu biaya
dalam rangka penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi
kas. Meliputi biaya untuk melaksanakan (1) fungsi penjualan; (2) fungsi
pergudangan produk selesai; (3) fungsi pengepakan dan pengiriman; (4) fungsi3.
Biaya Administrasi dan Umum Yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi
administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan,
pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk
dalam biaya ini gaji pimpinan tertinggi perusahaan, personalia, sekretariat,
akuntansi, hubungan masyarakan, keamanan dan sebagainya.
BUKU PADUAN BISNIS MANUFACTURNING |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar